Pertanianku — Secara alami telur ditetaskan oleh induk betina dengan cara dieram. Namun, menetaskan telur ayam secara alami juga dapat dilakukan dengan menggunakan induk lain yang bukan ayam, seperti kalkun, itik manila, atau entok. Induk-induk yang akan digunakan sudah harus dalam keadaan siap mengerami.

Sebelum masa pengeraman, Anda perlu menyiapkan sarang untuk mengeram. Bentuk sarang pengeraman dapat memengaruhi daya tetas telur. Sarang berbentuk kerucut dan terbuat dari anyaman bambu dapat menghasilkan daya tetas yang lebih tinggi dibanding sarang berbentuk kotak. Sarang pengeraman yang berbentuk kerucut dibuat berdiameter 40 cm dengan kedalaman 40 cm.
Sementara itu, sarang yang dibuat dari kotak papan atau keranjang perlu diberikan alas berupa jerami atau rumput kering, kemudian ditata rapi. Selanjutnya, alas tersebut ditaburi tembakau secara merata untuk menghindari sarang pengeraman dari hama seperti kutu atau binatang kecil lainnya. Ukuran sarang yang sebaiknya digunakan sekitar 35 cm × 30 cm.
Selama proses pengeraman, sarang sebaiknya diletakkan di bagian yang teduh dan aman dari serangan bintang lain. Kondisi yang aman dan nyaman juga dapat memengaruhi daya tetas telur yang dihasilkan.
Penetasan telur secara alami dengan induk selain ayam bisa memudahkan peternak menetaskan telur dalam jumlah banyak. Induk ayam buras hanya mampu mengerami sebanyak 12 telur tetas. Sementara itu, kalkun dapat mengerami 15 butir telur dan entok betina bisa mengerami hingga 25 butir telur.
Di antara induk-induk selain ayam, penggunaan entok dianggap paling efektif. Hal ini karena entok dapat mengerami telur selama tiga periode secara berkesinambungan.
Selama masa pengeraman, peternak wajib memeriksa telur sebanyak tiga kali untuk mengetahui kondisi telur, apakah fertil atau tidak fertil. Pemeriksaan dilakukan pada hari ke-5 hingga hari ke-7, hari ke-14, dan hari ke-18. Pengecekan dilakukan dengan teropong atau dengan lampu. Telur yang sudah ketahuan tidak fertil harus langsung dibuang karena bisa membusuk dan mengeluarkan gas amoniak.
Setelah periode pengeraman selesai, jerami harus dibakar. Sarangan dibersihkan, induk dan anakan langsung dikeluarkan dari sarang.