Pertanianku — Kelengkeng merupakan salah satu buah yang harganya relatif mahal. Untuk itu, banyak orang yang tertarik untuk membudidayakannya di rumah. Bagi Anda yang tidak memiliki lahan yang luas, Anda bisa melakukan budidaya kelengkeng di pot.

Buah kelengkeng memiliki ciri khas rasa yang manis. Buah ini memiliki kulit yang keras dan terdapat biji di dalamnya. Kelengkeng mirip dengan buah rambutan. Sebagian orang menyebutnya buah lengkeng.
Tanaman lengkeng mempunyai batang dan kayu yang kuat, sistem perakaran sangat luas, dan mempunyai akar tunggang yang sangat dalam sehingga sangat tahan terhadap kekeringan dan tidak mudah roboh. Berikut ini akan diulas teknis budidaya buah kelengkeng.
Syarat tumbuh
Lengkeng lebih cocok ditanam di dataran rendah antara 200—600 m dpl yang bertipe iklim basah dengan musim kering tidak lebih dari empat bulan. Air tanah antara 50—200 cm. Curah hujan 1.500—3.000 mm per tahun dengan 9—12 bulan basah dan 2—4 bulan kering.
Pemilihan bibit
Perbanyakan tanaman dilakukan dengan cangkok dan okulasi. Perbanyakan dengan biji tidak dianjurkan karena umur berbuahnya cukup lama, yaitu lebih dari 10 tahun. Selain itu, bibit dari biji sering tumbuh menjadi lengkeng jantan yang tidak mampu berbuah.
Pengolahan media tanam
Di tahap awal penanaman, pemberian pupuk kandang penting untuk diterapkan di media tanam. Kandungan unsur yang terurai dalam hara berfungsi sebagai perangsang pertumbuhan tanaman. Selebihnya media pasir, tanah liat, dan sekam bisa dikombinasikan.
Jarak penanaman pada budidaya lengkeng sekitar 8 m × 10 m atau bisa kurang, lubang tanam berukuran 60 cm × 60 cm × 50 cm. Setiap lubang diberi pupuk kandang yang telah matang sebanyak 20 kilogram.
Pemeliharaan
Setelah tanaman lengkeng dipindahkan ke pot, langkah selanjutnya adalah perawatan harian yang meliputi penyiraman, pemupukan, pencahayaan, atau pemangkasan.
Selain itu, penggantian media tanam juga perlu dilakukan setiap setahun sekali. Hal ini bertujuan agar tanaman lengkeng tetap produkif karena mendapatkan nutrisi dari media tanam yang baru. Penggantian media tanam tidak seluruhnya, tapi disisakan media tanam yang sebelumnya untuk ditambah dengan media tanam yang baru.
Di samping itu, bibit yang baru ditanam memerlukan banyak air. Oleh karena itu, tanaman perlu disiram pada pagi dan sore hari. Penyiraman dilakukan secukupnya dan air jangan sampai menggenangi tanaman.
Hama dan penyakit
Hama yang biasa menyerang tanaman lengkeng adalah serangga pengisap buah (Tessaratomajavanica). Selain itu, kelelawar juga merupakan binatang hama yang sering merusak buah yang matang.
Penyakit yang sering menyerang saat musim hujan adalah mildu seperti yang menyerang tanaman rambutan. Untuk mencegah serangan kelelawar, pentil buah dibrongsong dengan brongsong yang dibuat khusus.
Panen dan pascapanen
Lengkeng termasuk buah nonklimakterik sehingga harus dipanen matang di pohon karena tidak dapat diperam. Pemanenan buah dilakukan saat pagi hari untuk mengurangi penguapan air dari buah dan menghindari panas karena sengatan matahari.
Tanda-tanda buah matang adalah warna kulit buah menjadi kecokelatan gelap, licin, dan mengeluarkan aroma, serta asanya manis dan harum. Sementara, buah yang belum matang rasanya belum manis.