Pertanianku — Pare lebih cocok ditanam di dataran rendah seperti di tegalan atau di pekarangan. Jika pare ditanam di dataran tinggi, tanaman akan menghasilkan buah berukuran kecil karena pertumbuhan buahnya tidak normal. Menanam pare sebenarnya tidak begitu rumit, Anda membutuhkan tanah yang gembur, banyak mengandung humus, dan pH tanah sekitar 5—6.

Tanaman pare tidak memerlukan penyinaran matahari yang terlalu banyak sehingga bisa ditanam di daerah yang agak teduh atau ternaungi oleh atap ataupun tanaman lain yang lebih besar.
Jika model tanam yang digunakan adalah para-para, lahan tidak perlu dicangkul. Anda bisa langsung membuat lubang tanam selama lahan tersebut tidak memiliki banyak gulma. Lubang tanam yang digunakan berukuran 30 cm × 20 cm dengan jarak antarlubang tanam sebesar 60 cm dan jarak antarbaris 20 cm.
Setiap lubang tanam diberikan pupuk kandang atau kompos matang sebanyak 1 kg. Pupuk tersebut sudah dicampur dengan abu dapur. Dalam satu lubang ditanami sebanyak 2—3 biji pare. Jika berhasil, biji tersebut sudah bisa tumbuh setelah 4—7 hari setelah ditanam.
Jika tanaman sudah tumbuh setinggi 50 cm, Anda harus membuat para-para setinggi 1—1,5. Pembuatan para-para juga bisa diganti dengan menggunakan ajir atau tiang lanjaran.
Untuk mendukung pertumbuhannya semakin maksimal, Anda perlu memberikan pupuk buatan pada tanaman pare. Pupuk yang diberikan adalah urea, TSP, dan KCL dengan perbandingan 1:2:2 sebanyak 15 gram untuk tiap tanaman (3 gram urea, 6 gram TSP, dan 6 gram KCL). Pupuk tersebut diletakkan di sekeliling tanaman sejauh 10 cm dari batang.
Pupuk sudah bisa diberikan saat tanaman sudah berumur satu bulan. Pemberian pupuk dilakukan bersamaan dengan penyiangan gulma.
Menanam pare terbilang cukup mudah karena tidak memerlukan tindakan perawatan khusus agar tanaman bisa menghasilkan buah. Anda hanya perlu membuang gulma yang tumbuh di sekitar tanaman dan mencegah tanaman dari serangan hama. Pencegahan serangan hama bisa dilakukan dengan pembungkusan buah muda dengan kertas atau daun pisang kering. Pembungkusan ini berguna untuk mencegah serangan lalat buah yang bisa menyebabkan buah menjadi kuning dan membusuk.
Pare sudah bisa dipanen setelah tanaman sudah berumur 2,5 bulan. Panen pare tidak boleh terlambat karena bisa menyebabkan buah pare tidak enak dimakan. Jika dirawat dengan baik, satu tanaman pare dapat menghasilkan buah sebanyak 30 buah.