Langkah Tepat Budidaya Buncis

Pertanianku — Buncis termasuk jenis sayuran yang populer di kalangan masyarakat Indonesia. Sayuran ini sering digunakan sebagai campuran atau ditumis bersama bahan masakan lain. Selain enak, buncis juga mengandung banyak gizi sehingga peminatnya tinggi. Anda bisa menjadikan budidaya buncis sebagai salah satu bidang usaha yang cukup berpotensial, mengingat sayuran ini bisa diolah menjadi beragam masakam.

budidaya buncis
foto: pertanianku

Budidaya buncis dapat dilakukan di ketinggian 300—600 m dpl. Akan tetapi, buncis masih tetap bisa tumbuh di ketinggian lebih dari 1.000 m dpl. Berikut ini ulasan lebih lengkap mengenai cara budidaya buncis.

Pengolahan tanah

Sebelum menanam buncis, Anda harus mengolah lahan terlebih dahulu dengan cara dicangkul. Tanah yang tidak subur harus diberikan pupuk kandang untuk menambah unsur hara serta memperbaiki struktur tanah. Setelah diberikan pupuk kandang, bentuk bedengan dengan lebar 100 cm.

Buat lubang tanam pada bedengan dengan menggunakan tugal. Berikan jarak antarbaris sebesar 50 cm dan jarak antarlubang tanam 20 cm.

Penanaman biji

Buncis dapat dikembangbiakkan dengan biji. Tanam biji sebanyak 2—3 butir dalam satu lubang dan tutup dengan tanah tipis-tipis. Jika berhasil, biji akan tumbuh setelah 5 hari ditanam. Berikan pupuk buatan yang terdiri atas urea, TSP, dan KCL dengan perbandingan 1:3:1 sebanyak 10 gram setiap tanaman. Pupuk tersebut diberikan bersamaan saat biji ditanam dengan cara diletakkan dekat dengan lubang tanam.

Perawatan tanaman

Setelah tanaman berumur tiga minggu dari waktu penanaman, berikan pupuk susulan berupa urea sebanyak 100 kg/hektare. Berikan ajir pada tanaman yang terbuat dari bambu setelah tanaman tumbuh setinggi 20 cm. Ajir ini berfungsi membelit tanaman agar dapat tumbuh teratur.

Perawatan yang dibutuhkan untuk tanaman buncis adalah pembersihan gulma dan alang-alang yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Selain itu, lakukan pengamatan terhadap hama dan penyakit yang bisa saja sewaktu-waktu menyerang tanaman sehingga membuat buncis cacat, bahkan gagal panen.

Penanganan hama dan penyakit harus disesuaikan dengan jenis penyakit dan hama yang menyerang. Hama yang biasanya menyerang adalah lalat kacang yang bisa merusak polong buncis. Atasi hama tersebut dengan Decis 2,5 EC sebanyak 0,2 persen. Sementara itu, penyakit yang bisa menyerang adalah penyakit bercak, atasi dengan fungisida Benlate sebanyak 0,2—0,3 persen.

Panen

Buncis sudah bisa dipanen setelah tanaman berumur 2,5 bulan dari awal penanaman. Panen dapat dilakukan dengan memilih buncis yang sudah tua. Produktivitas tanaman bisa mencapai 10—15 ton polong buncis muda.