Langkah Tepat Mengatasi Penyakit Busuk Rimpang Tanaman Jahe Merah

Pertanianku — Permintaan jahe merah selama pandemi COVID-19 terus mengalami peningkatan. Hal ini karena banyak masyarakat yang menggunakan jahe sebagai salah satu alternatif pengobatan dan meningkatkan imun tubuh. Salah satu rintangan budidaya tanaman jahe merah adalah serangan penyakit, seperti penyakit busuk rimpang.

penyakit busuk rimpang
foto: pertanianku

Penyakit busuk rimpang ditandai dengan menguningnya pinggiran daun yang berada di bagian bawah, kemudian gejala tersebut akan menjalar ke seluruh bagian tanaman. Setelah itu, daun-daun tua akan mengering dan diikuti dengan daun-daun muda dan batang.

Batang tanaman yang sudah mengering masih kuat sehingga sulit dicabut dari rimpangnya. Tanaman jahe merah yang sudah mengering tidak akan jatuh ke tanah. Kondisi ini berbeda dengan gejala penyakit bakteri layu, di mana tanaman yang sudah kering akan mudah dicabut dari rimpangnya dan tanaman akan rebah ke tanah serta mengeluarkan bau.

Gejala penyakit juga akan terlihat pada rimpangnya. Rimpang jahe merah terlihat memiliki jaringan berwarna kecokelatan dan cokelat muda yang tidak rata di bagian endodermis. Rimpang tersebut akan sangat mudah membusuk dan mengering.

Penyakit busuk rimpang disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum f.sp. zingiberi. Jamur tersebut berada di dalam tanah dan dapat bertahan di dalam tanah serta rimpang dalam bentuk struktur istirahat. Penyakit ini tidak hanya disebabkan oleh kondisi tanah yang kurang baik, tetapi juga bibit tanaman yang sudah terserang penyakit.

Jamur tersebut berkembang biak dengan baik pada suhu panas sekitar 15—38°C, tingkat kelembapan udara mencapai 87—95 persen, dan tanah dalam kondisi basah karena drainase yang buruk.

Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan merendam benih yang akan digunakan dengan agen hayati PGPR. Agen hayati tersebut mengandung mikrobia endofit, eksofit, dan antagonis. Nantinya, agen hayati tersebut akan masuk ke tanah dan mengendalikan berbagai penyakit yang menyerang tanaman.

Langkah pengendalian selanjutnya yang dapat dilakukan ialah sterilisasi tanah dengan cara solarisasi tanah yang dilakukan secara bertahap. Tahap pertama adalah pengolahan tanah dengan membalik tanah. Setelah itu, dilanjutkan dengan membasahi tanah dan penutupan tanah dengan mulsa plastik selama 4—8 minggu.

Selain itu, model tumpang sari dinilai cukup efektif untuk meminimalisir serangan penyakit. Lakukan pengamatan secara rutin untuk mendeteksi gejala penyakit lebih dini sebelum menjalar ke tanaman yang masih sehat.