Pertanianku – Indonesia memiliki jenis ikan air tawar yang sangat beragam. Salah satu ikan air tawar yang cukup populer adalah baung. Di Indonesia ikan ini memiliki nama yang berbeda-beda di setiap daerah. Baung adalah ikan yang disukai masyarakat karena memiliki tekstur daging yang lembut, tebal tanpa duri halus, dan berwarna putih.
Pada proses pembenihan ikan baung, perlu diperhatikan perbedaan antara induk jantan dan betina. Hal ini untuk memudahkan dalam perawatan induk. Indukan betina memiliki ukuran tubuh yang lebih pendek. Terdapat dua buah lubang kelamin berbentuk bulat pada tubuhnya. Sementara itu, indukan jantan memiliki bentuk tubuh yang lebih panjang dan satu lubang kelamin berbentuk panjang. Berikut langkah tepat pembenihan baung.
- Pembenihan
Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum memulai proses pembenihan ikan baung adalah pematangan gonad. Proses ini dilakukan pada kolam perawatan yang airnya mengalir. Pemberian pakan yang tepat untuk induk ikan adalah pelet dengan jumlah 3–4% dari berat induk. Kemudian dilakukan seleksi induk atau penyortiran. Seleksi induk ini bertujuan mengetahui ikan mana saja yang sudah siap memijah.
Selanjutnya adalah proses penyuntikan. Penyuntikan dilakukan dengan menggunakan Ovaprim. Pemberian dosis untuk masing-masing induk berbeda. Untuk jantan sebanyak 0,2 ml/kg, sedangkan untuk betina sebanyak 0,6 ml/kg. Proses ini dilakukan sebanyak dua kali dengan selang waktu 8–10 jam. Penyuntikan dilakukan pada bagian punggung ikan.
- Pemijahan
Setelah dilakukan penyuntikan, langkah selanjutnya adalah melakukan pemijahan atau pengurutan. Proses ini bisa dilakukan secara alami. Caranya, setelah kedua indukan disuntik, masukkan keduanya dalam kolam pemijahan yang diberi kakaban. Nantinya, setiap ikan akan memijah sendiri. Sekitar 6–8 jam dari penyuntikan kedua, baru dilakukan proses pengurutan.
- Pembuahan telur
Pertama, siapkan sperma terlebih dahulu. Caranya, bedah sperma perut dari induk jantan. Keluarkan kantong sperma dengan cara digunting. Tuang cairan sperma ke dalam gelas. Campur gelas tersebut dengan NaCl 0,9% sekitar ½ gelas. Aduk campuran tersebut dengan rata. Apabila campuran terlalu pekat, Anda bisa menambahkan larutan NaCl lagi untuk mengencerkan campuran tersebut.
Sekarang, ambil indukan betina dan keluarkan telur yang ada di dalam perutnya. Caranya, pijit bagian perut ikan ke arah lubang kelamin sampai telur tersebut keluar. Tampung telur tadi dalam mangkok yang bersih. Tuang campuran sperma tadi dalam mangkok sedikit demi sedikit. Aduk campuran tersebut secara pelan dan sampai semua tercampur dengan merata. Ini akan memudahkan proses perkawinan induk. Tambahkan air bersih sedikit demi sedikit untuk membuang darah dan kotoran lain yang ikut tercampur. Lakukan proses pembersihan ini sebanyak 2–3 kali.
- Pemeliharaan telur dan larva
Selanjutnya, masukkan telur tadi ke kolam penetasan dan pemeliharaan. Pastikan jika kolam penetasan tersebut sudah terisi dengan air secukupnya. Cara mengambil telur yang baik adalah dengan menggunakan bulu ayam. Lalu disebar secara merata ke seluruh permukaan kolam. Telur tersebut akan menetas dalam waktu 36 jam dan menjadi larva. Kemudian pindahkan larva yang sudah terbentuk ke kolam pemeliharaan larva. Larva yang sudah berumur dua hari diberi makan berupa cacing sutra atau kutu air yang sudah dicincang halus. Saat larva berumur sekitar 4 hingga 7 hari, beri makan berupa cacing sutra.
- Pendederan
Kolam pendederan dipersiapkan dalam waktu seminggu sebelum larva disebarkan. Proses ini meliputi perbaikan, pengeringan, pengolahan tanah dasar dan hal lainnya. Pendederan dilakukan sebanyak dua kali, yaitu selama 14 hari dan 30 hari.