Larva Kering Asal Riau Perdana Ekspor ke Inggris

PertaniankuLarva kering atau magot black soldier fly (BSF) menjadi salah satu komoditas ekspor Indonesia yang sedang naik daun. Belum lama ini, larva kering asal Provinsi Riau sudah berhasil dikirim ke Inggris sebanyak 4 ton.

larva kering
foto: http://humas.bandung.go.id/

Pelepasan komoditas tersebut langsung dilakukan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Magot merupakan larva lalat yang digunakan sebagai bahan baku pakan hewan seperti unggas, ikan, burung, dan lain-lainnya.

“Kembali menjadi bukti, apa pun yang kita hasilkan dari bumi Indonesia yang kaya ini sangat dibutuhkan negara lain. Yang dibutuhkan adalah kita melompat dengan cara-cara yang baru dan dengan skala produksi yang lebih besar,” tutur Mentan Syahrul seperti dikutip dari laman pertanian.go.id.

Menurut Mentan, komoditas larva kering tersebut memiliki peluang pasar yang cukup besar, baik pada pasar sektor pertanian di Asia maupun di dunia. Kementan akan memanfaatkan seluruh peluang tersebut dan mendorong pelaku usaha agar akses pasar bisa terbuka lebih lebar.

Salah satu pihak yang aktif melakukan kerja sama adalah eksportir. Hal ini karena eksportir harus menyesuaikan kebijakan sanitari dan fitosanitari produk pertanian di negara tujuan ekspor. Saat ini aturan kebijakan tarif pada perdagangan internasional sudah tidak begitu populer. Perihal yang harus diperhatikan adalah kondisi kesehatan dan keamanan produk dari hama dan penyakit hewan.

Oleh karena itu, Mentan Syahrul meminta sistem perkarantinaan diperkuat untuk menjamin kondisi kesehatan dan keamanan produk pertanian yang akan diekspor sehingga komoditas ekspor asal Indonesia bisa bersaing di pasar global.

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil menjelaskan bahwa komoditas ekspor kali ini sudah melalui beberapa proses karantina di wilayah kerja Karantina Pertanian Pekanbaru.

“Provinsi Riau dengan potensi pertanian yang besar telah dikelola dengan baik oleh Pemerintah Daerah, petani juga pelaku usaha. Berbagai program dan gerakan yang digagas mampu memberikan dorongan yang positif, baik petani, pelaku usaha, bahkan masyarakat Riau,” papar Jamil.

Selain larva kering, saat ini potensi ekspor yang sedang sangat besar dengan nilai jual yang tinggi adalah komoditas sarang burung walet. Selama masa pandemi, komoditas tersebut tercatat sudah diekspor sebanyak 119,71 ton.