Pertanianku — Pakan masih menjadi salah satu kendala yang sering menghambat usaha budidaya atau peternakan. Solusi untuk menangani permasalahan pakan ialah dengan mendorong kemandirian pakan ternak. Upaya yang kini tengah dilakukan agar Indonesia semakin mandiri terhadap penyediaan pakan adalah melakukan kajian terkait legum. Kajian tersebut dilakukan oleh tim Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif (RPIK) Provinsi Banten.
Program RPIK merupakan Program Prioritas Unggulan (PPU) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan). Tim RPIK Provinsi Banten sudah bergerak mengkaji legum sejak 2021 silam. Program RPIK dilaksanakan di Desa Mekarsari, Kecamatan Anyar, Kabuapten Serang. Tepatnya, di kelompok Tani Karya Tani dengan komoditas jagung dan ternak.
Tim RPIK juga merambah ke Kelompok Tani Indah Tani di Desa Cemplang, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang, untuk komoditas jagung, dan Kelompok Tani Bina Mandiri, di Desa Sukamaju, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang untuk komoditas domba.
Melansir dari laman peternakan.litbang.pertanian.go.id, tim RPIK tersebut berhasil menghasilkan paket teknologi budidaya legum hijau untuk pakan ternak yang spesifik dengan lokasi. Selain itu, meningkatkan pengetahuan petani/peternak terkait dengan budidaya legum.
Kajian tentang legum melakukan dua kegiatan. Pertama, budidaya legum Indigofera yang ditumpangsarikan dengan rumput odot. Kedua, penanaman massal legum Indigofera yang dilakukan di Kecamatan Anyar. Kegiatan budidaya legum yang dilakukan bertujuan mengetahui produksi hijauan pakan ternak, yaitu Indigofera dan odot yang ditanam dengan sistem tumpang sari.
Pada proses budidaya, tim melakukan 7 perlakuan yang berbeda-beda. Penanaman legum menggunakan jarak tanam 1 × 1 m, pemangkasan pertama setelah tinggi tanaman mencapai 1 m lalu dibiarkan tumbuh kembali selama 40–60 hari. Dalam periode 40 hari tanaman dipupuk dengan pupuk daun yang berupa urea 0,5 persen (50 gram urea dalam 10 liter air). Parameter keberhasilan yang diamati adalah jumlah batang Indigofera, jumlah tunas odot, pertumbuhan tinggi tanaman, dan produksi.
Rupanya, daya tumbuh Indigofera dan odot pada setiap perlakuan cukup tinggi mencapai lebih dari 90 persen. Hal tersebut diperkirakan juga akan terjadi pada penanaman yang dilakukan di musim hujan.
Penanaman legum Indigofera secara massal di sekitar lokasi kajian bertujuan memenuhi kebutuhan legum Poktan Karya Tani untuk membuat green concentrate.