Lengkeng Kateki Idola Konsumen

Pertanianku — Beragam varietas lengkeng banyak dibudidayakan di Indonesia. Walaupun merupakan tanaman subtropis, beberapa daerah di Indonesia bisa dimanfaatkan untuk membudidayakan tanaman berbuah manis ini. Salah satu varietas yang diminati adalah varietas lengkeng kateki.

varietas lengkeng kateki
Foto: instagram agroinovasi_balitbang_kementan

Pada 2016, varietas lengkeng kateki ini dirilis ke masyarakat oleh Kementerian Pertanian. Lengkeng ini sendiri berasal dari Pohon Induk Tunggal atau PIT milik Samiawi yang berada di daerah Kateki, Salaman, Magelang, Jawa Tengah.

Buah yang satu ini diluncurkan setelah Surat Keputusan Pelepasan Menteri Pertanian No. 58/Kpts/SR.120/D.27/5/2016. Nama awal dari lengkeng varietas ini adalah lengkeng kristal. Lengkeng ini pun dikenal sebagai lengkeng kateki karena berasal dari daerah tersebut.

Hampir mirip dengan lengkeng lainnya, lengkeng kateki berbentuk bulat dengan warna kulit buah cokelat. Ada bintik yang berwarna cokelat tua pada kulit buah tersebut. Bagian dalam daging buahnya juga berwarna putih bening.

Keistimewaan lengkeng kateki ada pada rasanya. Lengkeng kateki memiliki rasa yang manis dan buah yang cenderung lebih besar ketimbang buah lengkeng kebanyakan. Satu butir buah kelengkeng bisa memiliki berat 15,9—20,7 gram.

Tak hanya besar, daging buah lengkeng kateki pun cenderung tebal. Di bagian dalam, Anda bisa menjumpai biji lengkeng berwarna hitam dengan ukuran biji yang kecil. Jika dicium, akan terasa aroma yang lembut. Selain itu, ciri lengkeng kateki adalah kandungan airnya tidak terlalu tinggi.

Tidak seperti lengkeng lain yang harus ditanam di dataran tinggi dengan suhu yang sangat rendah, lengkeng kateki bisa ditanam di dataran rendah. Dalam satu tahun, diperkirakan lengkeng ini bisa menghasilkan hingga 50—70 kilogram per pohonnya.

Berbagai keunggulan yang ditawarkan lengkeng kateki membuat para pembudidaya lengkeng tertarik. Hal tersebut ditunjang dengan perawatan tanaman lengkeng yang tidak terlalu rumit. Perlakuan hanya dilakukan ketika memasuki fase pembungaan. Sebab, lengkeng harus diinduksi agar bisa berbunga.

Saat pemeliharaan lengkeng, Anda justru harus mewaspadai adanya hama yang mengincar. Salah satunya adalah kelelawar yang mengincar lengkeng tersebut. Namun, jangan khawatir. Serangan kelelawar bisa diantisipasi dengan jaring yang dipasang di sekeliling tanaman.