Pertanianku — Bunga melati terkenal sebagai salah satu bunga cantik yang memiliki banyak manfaat. Saat ini bunga melati telah menjadi komoditas ekspor yang cukup menjanjikan. Sayangnya, kegiatan ekspor tersebut masih memiliki banyak kendala. Selain itu, Kepala Bidang Pertanian Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Tegal, Ir. Nur Udi Setiawan menjelaskan bahwa budidaya bunga melati di Indonesia masih belum berkembang.

Nur Udi menjelaskan bahwa kendala terbesar dari budidaya bunga melati ialah musim hujan. Pada musim hujan hasil panen bunga langsung menurun drastis. Sementara itu, kendala yang ada pada kegiatan ekspor bunga melati ialah keterlambatan pengiriman yang dapat menurunkan kualitas bunga.
Untuk itu, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura (Puslitbanghorti) mengenalkan budidaya dan pemasaran bunga melati kepada penyuluh dan petani di Kabupaten Tegal.
“Untuk itu, pada kesempatan (bimbingan teknis pada karya ini) berharap para petani dan penyuluh dapat mengikuti dengan baik dan berpesan agar dapat memanfaatkan bimtek ini dengan sebaik-baiknya,” ujar Nur Udi seperti dikutip dari laman litbang.pertanian.go.id.
Pelatihan tersebut disampaikan langsung oleh peneliti bunga dari Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) Musalamah, SP. M. Si. Musalamah menjelaskan terkait persiapan bahan/bibit tanaman, penyiapan benih yang bebas dari hama, pengolahan lahan sebelum digunakan, serta cara merawat tanaman agar bunga dapat berkembang biak dengan baik.
Musalamah menyarankan untuk menggunakan air yang bebas dari kontaminasi logam berat atau limbah yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Tak lupa, pemangkasan tanaman harus rutin dilakukan untuk membentuk tajuk tanaman agar mudah diatur untuk pembungaan. Pemangkasan dapat dilakukan ¼—1/3 tinggi tanaman asli.
Di Kabupaten Tegal terdapat sekitar 975 petani bunga melati yang tergabung di dalam kelompok tani dan bersifat mandiri. Hasil petani bunga melati tersebut telah diekspor secara terbatas ke Arab Saudi dan Singapura. Sayangnya, hingga saat ini para petani masih mengalami kendala ketika ingin mengekspor komoditas bunga melati. Kendala tersebut berasal dari mahalnya tarif transportasi dan masih sedikit jam penerbangan ke arah negara importir.