Lirik Prospek Pasar Pohon Gaharu

Pertanianku — Gaharu saat ini menjadi salah satu komoditas pertanian yang menggiurkan dan dilirik oleh banyak orang karena permintaannya yang cukup banyak, tetapi persediaannya terbatas sehingga prospek pohon gaharu terbilang cukup menjanjikan.

prospek pohon gaharu
foto: pertanianku

Mulanya, India menjadi negara pemasok gaharu pertama yang memenuhi permintaan di pasar global. Pada 1997, Indonesia dan Malaysia menjadi salah satu penghasil gaharu terbesar di antara 20 negara pengekspor.

Meskipun permintaan kayu gaharu terbilang kecil, permintaan seluruh bahan gaharu sudah melebihi pasokan yang tersedia. Hal ini disebabkan oleh adanya pembatasan penggunaan kayu yang terbentuk secara alami.

Berdasarkan data perdagangan, Indonesia dan Malaysia menjadi sumber utama pemasok gaharu pada pasar global. Salah satu spesies yang sering digunakan adalah Aquilaria. Namun, dari delapan spesies pohon gaharu lainnya, Aquilaria menjadi salah satu spesies yang terancam punah. Enam dari delapan spesies tersebut berisiko punah karena eksploitasi berlebihan yang kerap dilakukan oleh para petani.

Oleh karena itu, sebagian besar negara penerima gaharu seperti spesies Aquilaria meminta CITES dokumen bagi pengirim ekspor. Dokumen tersebut berisikan izin ekspor resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Izin tersebut baru bisa didapatkan saat kayu gaharu yang dikirm diperoleh secara legal dan tidak merugikan kelangsungan hidup spesies. Legal di sini berarti pohon tersebut berasal dari hasil budidaya dan bukan berasal dari alam.

Produk gaharu yang bisa diperjualbelikan adalah kayu, serpihan kayu, bubuk, dan minyak. Sebagian besar komoditas gaharu yang diperdagangkan dalam pasar global diperuntukkan oleh negara-negara Timur Tengah, seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Cina, Korea, Jepang, Hong Kong, Taiwan, Eropa, dan Amerika.

Untuk menaikkan nilai jual dari pohon gaharu, pemerintah perlu mengadakan pembinaan terhadap produsen agar bisa mengolah lebih lanjut hasil panen pohon gaharu menjadi produk lain, seperti destilat gaharu, parfum, dan chopstick.

Untuk mendorong keseragaman penetapan kualitas di lapangan, pemerintah perlu mensosialisasikan Standar Nasional Indonesia (SNI) gaharu di kalangan produsen untuk menjamin keberlangsungan pasokan gaharu. Dengan begitu, masyarakat pun masih bisa mendapatkan keuntungan dari budidaya gaharu karena kayu yang dihasilkan bisa diterima oleh pasar global.