Lokasi yang Cocok untuk Budidaya Rumput Laut

Pertanianku — Lokasi yang tepat menjadi langkah pertama untuk mencapai keberhasilan dalam usaha budidaya rumput laut. Pasalnya, pertumbuhan rumput laut sangat bergantung pada kondisi perairan. Oleh karena itu, produksi rumput laut cenderung bervariasi karena lokasi budidaya rumput laut yang berbeda-beda.

lokasi budidaya rumput laut
foto: pertanianku

Berikut ini beberapa parameter yang perlu Anda perhatikan saat ingin menentukan lokasi budidaya rumput laut.

Arus

Rumput laut merupakan tanaman yang memperoleh makanan (unsur hara) melalui aliran air yang melewatinya. Oleh karena itu, kondisi arus sangat memengaruhi pertumbuhan rumput laut. Arus terjadi akibat adanya kejadian pasang-surut ataupun angin dan ombak. Kecepatan arus yang baik untuk lokasi budidaya sekitar 20–40 cm/detik.

Dasar perairan

Kondisi di dasar perairan juga bisa menjadi indikator adanya gerakan air yang baik. Kondisi dasar perairan yang cocok untuk lokasi budidaya rumput laut jenis K. alvarezii adalah pecahan karang dan pasir kasar.

Kedalaman perairan

Kedalaman perairan dapat dipilih berdasarkan metode budidaya yang akan Anda gunakan. Budidaya yang menerapkan metode lepas dasar sebaiknya dilakukan pada perairan dengan kedalaman tidak kurang dari 30–60 cm pada waktu surut terendah. Sementara itu, metode rakit apung, rawai, dan jalur sebaiknya dilakukan pada perairan dengan kedalaman 2–15 m.

Pemilihan kedalaman air yang tepat sangat penting menghindari kekeringan dan mengoptimalkan pencapaian sinar matahari ke rumput laut.

Kadar garam

Rumput laut jenis K. alvarezii cenderung tidak tahan terhadap kadar garam yang tinggi. Kadar garam yang cocok untuk rumput laut ini adalah 28–35 g/kg.

Kecerahan

Lokasi budidaya rumput laut sebaiknya berada pada perairan yang jernih dengan tingkat kecerahan yang tinggi. Jarak pandang dengan kedalaman sebaiknya 2–5 m diukur menggunakan alat pengukur kecerahan.

Ketersediaan bibit

Saat memiliki lokasi budidaya, sebaiknya Anda memperhitungkan ketersediaan bibit, baik yang bersumber dari alam maupun budidaya. Apabila lokasi yang dipilih tidak memiliki sumber bibit, Anda perlu mendatangkan bibit dari tempat lain. Distribusi bibit harus dilakukan sesuai dengan kaidah penanganan bibit dan pengangkutan yang baik agar kualitasnya tidak menurun.

Organisme pengganggu

Lokasi budidaya yang dipilih sebaiknya tidak dihuni oleh banyak organisme pengganggu, seperti ikan baronang, bintang laut, bulu babi, dan penyu.