Pertanianku — Jati terkenal sebagai penghasil kayu yang kuat sehingga banyak pengrajin dan konsumen yang menginginkannya sebagai bahan baku. Namun, tanaman jati memerlukan tempat yang kondusif untuk mendukung pertumbuhannya. Kondisi yang tepat dapat mendukung tanaman jati tumbuh menghasilkan kayu berkualitas.

Persyaratan tumbuh yang perlu Anda perhatikan adalah tanah, iklim, curah hujan, dan kelembapan. Tanah perkebunan perlu diberikan kapur setiap enam bulan sekali sebanyak 3–5 kg/pohon untuk mencegah kayu tidak keropos.
Tanah
Tanaman jati menyukai tanah dengan topografi yang relatif datar seperti di hutan dataran rendah atau memiliki kemiringan lereng kurang dari 20 persen. Tanah tersebut mengandung unsur kimia pokok penting, seperti kalsium, fosfor, kalium, dan nitrogen.
Pada lahan hutan jati alam, kapasitas bahan organik (humus) yang tersedia antara 1,87–5,5 persen berada di permukaan dan 0,17–0.19 persen berada sekitar 100 cm berada di bawah permukaan.
Ketinggian tempat
Tanaman jati tidak bisa tumbuh baik di daerah dengan ketinggian tempat lebih dari 600 m dpl. Hal ini karena suhu tahunan di daerah tersebut lebih rendah sehingga tanaman tidak bisa berkembang dengan baik.
Iklim
Curah hujan menjadi salah satu indikator yang dapat memengaruhi sifat gugur daun dan kualitas produk kayu. Di daerah dengan musim kemarau yang panjang, tanaman jati akan menggugurkan daunnya. Curah hujan minimum yang dibutuhkan ialah 750 mm/tahun, optimum 1.000–1.500 mm/tahun, dan maksimum 2.500 mm/tahun. Meskipun demikian, tanaman penghasil kayu ini masih bisa tumbuh di daerah dengan curah hujan 3.750 mm/tahun.
Suhu udara yang dibutuhkan oleh jati untuk tumbuh baik minimum 13–17°C dan maksimun 39–43°C. Suhu optimum bagi jati ialah 32–42°C sehingga tanaman bisa menghasilkan kayu berkualitas.
Sementara itu, untuk tingkat kelembapan yang disukai tanaman jati optimalnya sekitar 80 persen untuk fase vegetatif dan 60–70 persen untuk fase generatif.