Pertanianku— Markisa berasal dari Amerika Latin, terutama Brasil, lalu menyebar ke negara-negara tropis, termasuk Indonesia. Buah ini banyak terdapat di dataran tinggi seperti di Gowa, Malino, dan Brastagi. Di Indonesia, markisa yang paling sering dikomersilkan adalah markisa ungu yang ditanam di dataran tinggi. Sebenarnya, lokasi menanam markisa yang ideal adalah dataran tinggi dengan ketinggian lebih dari 1.000—2.000 mdpl dengan tipe iklim basah.
Namun, ada jenis markisa yang bisa ditanam di dataran rendah dengan ketinggian 600 mdpl dengan tipe iklim basah, yaitu markisa kuning atau lebih dikenal dengan buah susu dan erbis.
Markisa ungu cocok dibudidayakan di daerah subtropis dan dataran tinggi tropis dengan curah hujan 2.000—3.000 mm/tahun dengan suhu 18—25°C. Sementara itu, markisa kuning dan markisa merah lebih cocok ditanam di daerah dataran rendah dengan curah hujan 2.000—3.000 mm/tahun dan bersuhu 22—32°C.
Lokasi yang digunakan untuk menanam buah markisa sebaiknya memiliki kondisi tanah yang subur karena mengandung banyak bahan organik dan pH 5,5—6,5. Namun, sebenarnya markisa bisa ditanam di setiap jenis tanah, hanya saja tingkat pertumbuhannya pasti akan berbeda dengan pohon yang ditanam di tanah subur.
Markisa lebih cocok ditanam di tempat terbuka meskipun tanaman tahan terhadap naungan. Tanaman markisa hanya tidak tahan terhadap lahan yang tergenang air. Oleh karena itu, sistem drainase di perkebunan harus berjalan lancar agar tidak ada genangan ketika hujan turun.
Lahan perkebunan yang becek dapat menyebabkan pohon markisa mudah diserang penyakit sehingga buah yang dihasilkan tidak akan maksimal.
Lahan yang akan digunakan untuk menanam markisa harus dicangkul terlebih dahulu agar gulma dan alang-alang yang tumbuh bisa hilang hingga ke akar-akarnya. Setelah itu, buatlah lubang tanam berukuran 40 cm × 40 cm dengan kedalaman 30—40 cm. Berikan pupuk kandang yang sudah matang ke dalam lubang tanam sebanyak 10 kg.
Pupuk kandang harus diberikan secara rutin setiap enam bulan sekali. Selain itu, berikan juga pupuk urea 50 gram/pohon, SP-36 100 gram/pohon, KCl 100 gram/pohon, dan NPK 15:15:15 sebanyak 50 gram/pohon setiap tiga bulan sekali.