Lusi, Nama Pulau yang Terbentuk dari Limbah Lumpur Sidoarjo

Pertanianku – Teringat 10 tahun lalu bencana besar yang melanda Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, yang diakibatkan oleh hasil semburan lumpur yang meluap dari dalam perut bumi. Kala itu, lebih dari 19 desa tenggelam. Kini hamparan lumpur tersebut membentuk seperti sebuah pulau baru di pesisir timur Sidoarjo.

Masyarakat setempat memberikan nama Pulau Lusi (Lumpur Sidoarjo). Gumpalan lumpur tersebut terbentuk dari hasil sedimentasi lumpur biasanya tidak terdapat tumbuhan di atasnya sehingga hasil kerukan tersebut ditimbun di area pembuangan yang dikelilingi oleh konstruksi Jetty sehingga membentuk hamparan tanah yang berbentuk pulau.

Untuk itu, dalam rangka optimalisasi potensi Pulau Lusi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama dengan Pemerintah Sidoarjo dan masyarakat akan mengelola Pulau Lusi sebagai Kawasan Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove (PRPM), yakni pengembangan wisata yang berwawasan lingkungan dengan tema pemanfaatan, penelitian, dan pembelajaran serta pelestarian mangrove.

Sehubungan dengan hal tersebut, KKP tengah mengurus perizinan terkait tanah dari Badan Pertahanan Nasional (BPN) dan berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS).

Pulau reklamasi hasil timbunan lumpur ini memiliki luas total 94 hektare. Di dalam lahan reklamasi tersebut juga dibangun Tambak Wanamina seluas 4,90 hektare yang bertujuan memantau perilaku biota ikan.

Berdasarkan hasil pengamatan selama 3 (tiga) tahun berjalan, ikan tetap dapat hidup dengan baik. Sementara, sisa lahan seluas 89,10 hektare belum dimanfaatkan secara optimal.

Proses serah terima aset dari BPLS kepada KKP telah dirintis sejak 2015 lalu. Namun, proses tersebut memakan waktu yang cukup lama dikarenakan beberapa kendala proses administrasi terkait penilaian aset pulau serta pengurusan kepemilikan atas tanah Pulau Lusi sehingga baru teralisasi secara resmi pada Januari 2017.

Minawisata di Pulau Lusi akan dikembangkan dengan memanfaatkan kondisi pasang surut bagi optimalisasi kolam untuk kegiatan pemancingan dan ke depan pola silvofisheries dapat menjadi pilihan sebagai salah satu daya tarik ekowisata Pulau Lusi.

Hingga saat ini Pulau Lusi saat ini belum memiliki sarana sanitasi dan kebersihan yang memadai. Demikian pula dengan keberadaan kios penjual makanan dan minuman masih belum tersedia. Namun, untuk pengembangan ke depan sebagai destinasi ekowisata, akan disediakan sarana dan prasarana sanitasi dan kebersihan.