Pertanianku — Penyakit dapat menyerang burung puyuh kapan saja, terutama pada saat sanitasi lingkungan buruk. Oleh karena itu, sebaiknya menjaga agar burung puyuh tidak terserang penyakit. Sebab, mengobati akan lebih rumit dilakukan dibandingkan dengan mencegah. Jika sudah terkena penyakit, sebaiknya kenali penyakit burung puyuh. Simak ulasan berikut.
Newscastle disease (ND) atau tetelo
Penyakit ini lebih dikenal dengan tetelo dan biasanya menyerang burung saat musim pancaroba. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian apabila tidak dicegah sejak awal. Untuk mencegah penyakit ini, burung puyuh yang berumur 4 hingga 7 hari akan divaksin dari dosis yang diberikan untuk ayam dan melakukan sanitasi lingkungan kandang yang baik.
Penyakit ini disebabkan oleh virus Paramyxovirus. Penularannya dapat terjadi lewat kontak fisik dengan hewan yang terinfeksi atau bangkai puyuh yang terinfeksi. Selain itu, dapat ditularkan dari virus yang mencemari litter dan perlengkapan kandang lainnya.
Ciri burung yang terkena virus ini adalah bersin-bersin, batuk, sesak napas, mengeluarkan suara ngorok, kaki lumpuh, sayap terkulai, jalan mundur, diare berwarna hijau, produksi telur menurun serta kualitas telur memburuk.
Pullorum atau berak putih
Penyebab penyakit ini adalah Salmonella pullorum. Penyakit ini dapat menular melalui pakan dan minun, serta kebersihan peralatan kandang yang tidak dijaga dengan baik. Burung puyuh yang terkena penyakit ini memiliki gejala-gejala seperti nafsu makan hilang, sesak napas, bulu-bulu mengerut, sayap lemah menggantung, radang sendi, diare putih dan kotoran kering tampak mengotori kloaka burung dan pertumbuhan lamban, serta produksi telur berkurang.
Untuk mencegah penyakit ini, dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kandang dan peralatan kandang. Ketika sudah terinfeksi, dapat diberikan antibiotik dan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Koksidiosis (berak darah)
Penyakit ini disebabkan oleh parasit protozoa, Eimeria sp. Penularannya dapat melalui peralatan kandang yang telah terkontaminasi. Gejala yang dapat ditimbulkan adalah diare berdarah, nafsu makan kurang, sayap terkulai, warna bulu tampak kusam, dan anemia yang terlihat dari warna pial yang pucat.
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan kandang dan peralatan yang digunakan. Selain itu, untuk melakukan pencegahan dilakukan dengan memisahkan puyuh yang sudah terinfeksi.