Pertanianku — Ganja di Indonesia dianggap sebagai barang ilegal ini ternyata berbanding terbalik di Amerika. Di Negeri Paman Sam tersebut pemakaian ganja untuk industri makanan semakin populer. Bahkan, hal ini telah diprediksi oleh ahli makanan dan bisa menjadi tren makanan ke depannya.

Seorang profesor kebijakan dan distribusi pangan di Dalhousie University di Hailfax bahkan telah memperkirakan bahwa ganja akan jadi tren makanan. Untuk itu, perlu diatur untuk mengurangi risikonya.
Sementara, Sylvain Charlebois, profesor fakultas pertanian dari Dalhousie University berpendapat bahwa hal ini bisa memicu fenomena gluten-free berikutnya. Sebab, banyak perusahaan di industri makanan mulai tertarik menggunakan ganja.
Bahkan, Charlebois dan Simon Somogyi telah melakukan survei mengenai kesediaan orang-orang Kanada untuk mempertimbangkan ganja sebagai bahan makanan dan memasukkannya dalam makanan mereka. Hasilnya, lebih dari 45 persen responden mengatakan bahwa mereka bersedia membeli makanan yang mengandung ganja, jika penggunaannya telah dilegalisir.
Seorang ilmuwan senior di Pusat Kecanduan dan Kesehatan Mental Toronto Dr. Benedikt Fischer menyatakan bahwa produk ganja yang dapat dimakan tidak mengakibatkan hal yang sama dengan dihirup. Namun, dapat menyebabkan kerusakan yang lebih parah.
Hal ini terjadi karena produk ganja yang sering dimakan mengandung THC. THC sendiri merupakan zat psikoaktif yang memberi konsumen perasaan ‘high’. Zat ini terdapat dalam berbagai bentuk seperti makanan yang dipanggang, permen, dan mentega yang berbahan ganja.
Itu sebabnya, orang dewasa yang mengonumsi ganja secara berlebihan jarang menimbulkan konsekuensi yang serius. Hal tersebut disampaikan oleh Dr. Patricia Daly, kepala petugas kesehatan medis untuk Vancouver Coastal Health.
Bagi anak-anak, menurut Daly, konsekuensinya bisa jauh lebih parah. Bahkan, bisa mengganggu pernapasan hingga mengalami koma.
Direktur eksekutif Asosiasi Kesehatan Masyarakat Kanada, Ian Culbert, turut ambil suara dan mengatakan bahwa harus ada peraturan ketat dan rangkaian produk terbatas. Dengan kata lain, ganja yang bisa dikonsumsi harus memiliki identifikasi dosis dan porsi yang jelas. Hal ini dilakukan agar peredaran ganja yang bebas tak akan menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat.