Pertanianku – Para peneliti di India pernah melakukan riset terhadap bawang merah, baik berupa bawang merah yang telah dijus maupun bawang merah yang masih utuh. Rata-rata bobot umbi bawang merah yang diteliti sekitar 25—200 g pada subjek yang ditelitinya. Hasil riset tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak bawang merah yang diberikan maka makin tinggi pula kadar gula darah yang berkurang. Tidak ada perbedaan khasiat antara bawang merah mentah dengan bawang merah yang sudah direbus.
Menurut banyak peneliti, bawang merah memiliki kemampuan dalam mempengaruhi metabolisme gula dalam hati atau metabolisme pelepasan insulin. Sejatinya, sudah puluhan tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1923, para ahli telah mendeteksi adanya depresor gula darah dalam bawang merah ini. Pada tahun 1960-an, para peneliti kemudian mengisolasi senyawa antidiabetes yang saat ini disebut dengan tolbutamid yang terkandung dalam bawang merah yang memiliki kinerja mirip dengan obat farmasi antidiabetes umum.
Cara kerja tolbutamid sendiri ialah melakukan rangsangan sintetis dan pengeluaran insulin. Pada riset yang menggunakan hewan model kelinci ini, diketahui bahwa ekstrak bawang merah memiliki tingkat efektif yang hampir sama dengan dosis standar tolbutamid, yaitu sebesar 77%.
Peneliti M. Jufri Samad dari Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin pun telah melakukan riset mengenai pengaruh ekstrak umbi lapis bawang merah terhadap penurunan kadar gula darah normal kelinci. Dari hasil riset tersebut diketahui bahwa ternyata ekstrak umbi bawang merah dengan dosis 250 mg/kg bobot badan menyebabkan penurunan kadar gula darah sebesar 23,46%.
Dalam riset lainnya ditemukan bahwa bawang merah memiliki efek untuk menurunkan kadar gula dan lemak di dalam darah. Oleh karena itu, banyak ahli kesehatan yang menyarankan untuk menambahkan banyak bawang merah kepada setiap masakan mengingat khasiatnya yang cukup besar terutama bagi para penderita diabetes.
Sumber: Buku Umbi Ajaib Tumpas Penyakit