Pertanianku — Bengkoang (Pachyrhizus erosus) dikenal dengan sebutan lobak Meksiko, termasuk dalam kelompok kacang ubi jalar, berkerabat dengan kedelai dan kacang-kacangan. Di Indonesia, bengkoang biasa dikonsumsi langsung tanpa dimasak untuk campuran rujak, salad, ataupun sebagai lauk. Namun ternyata, manfaat bengkoang masih banyak lagi dan tentunya sangat baik untuk kesehatan.

Tanaman ini dibudidayakan untuk diambil umbi dan akar besarnya. Buah atau akar yang juga disebut jicama ini banyak ditanam di Asia, Amerika Tengah, Karibia, dan beberapa bagian Amerika Selatan.
Berat akar bengkoang dapat mencapai 20 kilogram dengan panjang 2—6 meter. Daunnya rimbun dan berwarna hijau tua. Buah atau kacang polongnya berukuran 13—19 sentimeter. Akar bengkoang umumnya dipanen sebelum matang, setelah ditanam kurang lebih enam bulan.
Umbi dari tanaman bengkoang terasa renyah dan manis menyerupai apel. Namun tidak seperti apel, daging akar bengkoang yang putih tidak berubah warna setelah dipotong. Rasa renyahnya pun bertahan bahkan setelah dimasak.
Sejauh ini tak banyak penelitian yang digelar untuk mengetahui tentang manfaat bengkoang. Namun demikian, ada beberapa manfaat bengkoang yang mungkin belum Anda ketahui.
Bengkoang dikenal kaya vitamin C dan rendah kalori. Dalam 100 gram bengkoang hanya terkandung 38 kk. Selain itu, dalam 100 gram bengkong juga terkandung 0,7 gram protein, 1,8 gram gula, 4,9 gram serat, 8,8 gram karbohidrat. Terdapat pula 12 mg kalsium, 0,6 mg zat besi, 150 mg potasium,12 mg magnesium, 18 mg fosfor, 4 mg sodium, 21 IU vitamin A, dan 12 mcg folat.
Saat matang, biji bengkoang dapat mengandung rotenone dan beracun, serta dapat digunakan sebagai pestisida. Bengkoang mentah pun dapat menjadi prebiotik atau makanan yang membantu perkembangbiakan probiotik dan bakteri baik dalam usus.
Kandungan protein bengkoang dalam kondisi kering, yaitu 4—7 persen, sedikit lebih tinggi dibanding umbi-umbian lain seperti singkong. Tepung bengkoang juga dapat digunakan sebagai pengganti tepung singkong. Bengkoang dipercaya dapat menjadi sumber pati baru seperti singkong. Ekstrak pati dari akar bengkoang dapat digunakan dalam puding.
Manfaat bengkoang dapat secara khusus dirasakan oleh pasien diabetes. Ekstrak bengkoang diduga dapat menjadi bahan yang tepat untuk menangani diabetes secara alami.
Penelitian pada hewan menemukan bahwa umbi ini kaya akan fructooligosaccharides, termasuk serat larut air yang disebut inulin. Kandungan inulin ini memiliki khasiat yang serupa dengan insulin. Meski demikian, manfaat bengkoang untuk mengobati diabetes secara umum masih perlu diteliti lebih lanjut.