Pertanianku — Burung sriti merupakan tamu yang tidak diundang dan sering kali diusir oleh pemilik rumah walet. Padahal, keberadaan sriti di rumah walet dapat memberikan manfaat sebagai penetas alami telur-telur burung walet. Setelah panen sarang, kemungkinan besar walet akan kabur dari rumah sehingga menyebabkan populasi walet menurun. Biasanya, peternak akan menyemprotkan cairan perangsang pada bekas sarang atau menggantinya dengan sarang imitasi. Cara tersebut dilakukan hanya untuk meminimalisir walet kabur.

Keberadaan sriti di rumah walet dapat menjadi solusi untuk mempertahankan populasi walet tetap tinggi. Caranya, telur sriti yang berada di sarangnya diganti dengan telur walet yang biasanya terbuang percuma. Perkembangan populasi walet tidak bisa hanya mengandalkan dari walet. Hal ini karena penambahan tersebut hanya cukup untuk menutupi jumlah walet yang kabur.
Sementara itu, untuk mendapatkan hasil sarang yang lebih banyak, peternak harus meningkatkan populasi walet dengan mengandalkan sriti.
Biasanya, sriti menghuni bagian rumah walet yang terang seperti dekat pintu keluar masuk. Itu sebabnya keberadaan burung ini sebenarnya tidak akan mengganggu walet yang mendiami daerah gelap. Pembuatan lubang keluar masuk yang tidak begitu kecil dapat membuat sriti lebih betah berlama-lama di rumah walet.
Sebenarnya, keberadaan burung sriti hanya menjadi penunjang. Peningkatan populasi walet di dalam rumah dapat dilakukan dengan proses panen sarang yang baik dengan memperhatikan regenerasi. Artinya, peternak harus tahun kapan panen rampasan, buang telur, atau panen tetasan.
Di daerah subur yang menyediakan pakan berlimpah, biasanya panen sarang dapat dilakukan sampai 5 kali. Dengan catatan, satu kali ditetaskan. Sementara itu, di daerah tandus, panen dilakukan 2 kali dalam satu tahun sekali, 1 kali di antara panen tetasan. Di daerah dengan populasi walet yang sedikit, panen tetasan dilakukan dua kali dalam setahun.
Panen sarang walet juga dapat dilakukan di musim kemarau karena di musim hujan biasanya terjadi puncak perkembangbiakan walet. Pengusaha walet lebih sering memanen pada musim hujan. Namun, panen di musim kemarau dianggap dapat mendukung regenerasi walet.