Pertanianku — Alpukat atau avokad menjadi salah satu makanan bergizi karena mengandung lemak sehat dan potassium. Baru-baru ini sebuah studi dari American Chemical Society yang dilansir Fox News, menunjukkan bahwa ternyata bagian paling kaya nutrisi selama ini kita buang, yaitu bijinya. Para periset studi ini menemukan bahwa kulit biji alpukat mengandung senyawa kimia yang bisa digunakan untuk mengobati sejumlah penyakit.

“Bisa jadi kulit tipis biji alpukat, yang kebanyakan orang anggap sebagai limbah, sebenarnya adalah permata di dalam permata. Senyawa menyembuhkan di dalamnya akhirnya bisa digunakan untuk mengobati kanker, penyakit jantung dan penyakit lainnya,” kata Debasish Bandyopadhyay, Ph.D., peneliti studi ini.
“Hasil kami juga menunjukkan bahwa kulit tipis biji itu merupakan sumber bahan kimia yang potensial untuk digunakan dalam plastik dan produk industri lainnya,” lanjutnya.
Secara keseluruhan setiap tahunnya, hampir 5 juta ton alpukat diproduksi di seluruh dunia. Kebanyakan orang mengonsumsi daging buah tersebut dan melemparkan bijinya ke tempat sampah. Beberapa produsen minyak nabati mengekstrak minyak alpukat dari bijinya. Namun membuang kulit yang membungkusnya sebelum diproses.
Bandyopadhyay dan murid-muridnya Valerie Cano, Orlando Castillo, Daniel Villicana, dan Thomas Eubanks dari University of Texas Rio Grande Valley berusaha untuk mengetahui lebih banyak tentang apa saja yang telah disia-siakan saat orang membuang kulit biji ini.
Untuk mencapai kesimpulan ini, peneliti mengumpulkan sekitar 300 kulit biji alpukat kering menjadi bubuk seberat 21 ons. Serbuk itu kemudian sebelum dianalisis diolah menjadi minyak dan lilin. Hasilnya, peneliti menemukan 116 senyawa kimia dalam minyak dan 16 di lilin. Banyak dari senyawa ini tampaknya tidak ditemukan dalam biji itu sendiri.
Dapat digunakan sebagai obat
Beberapa di antara senyawa kimia yang ditemukan di olahan minyak dapat digunakan sebagai obat. Behenyl alcohol digunakan dalam pengobatan antivirus, dan heptacosane menghambat pertumbuhan sel tumor. Dalam olahan lilin, para peneliti mendeteksi benzil butil ftalat, zat yang digunakan untuk berbagai produk sintetis, mulai dari tirai shower ke peralatan medis. Bis (2-butoksietil) phthalate, yang digunakan dalam kosmetik.
Meski dari kulit lapisan biji alpukat ditemukan begitu banyak kandungan zat kimia yang berguna, para peneliti harus mengembangkannya lagi untuk mendapatkan obat-obatan yang ampuh bagi penyakit.