Manfaat Limbah Tanaman sebagai Konsentrat Ternak

Pertanianku — Beberapa limbah tanaman, seperti kulit buah kopi, cangkang kakao, dan buah semu mete berpotensi untuk diolah kembali menjadi pakan penguat (konsentrat). Umumnya, konsentrat diberikan ke ternak sebagai pelengkap pakan utama sehingga kebutuhan gizi ternak terpenuhi dengan baik. Dengan begitu, pertumbuhan ternak menjadi lebih optimal.

limbah tanaman
foto: pertanianku

Ketiga limbah tanaman tersebut dinilai memiliki potensi yang cukup besar. Total bagian yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan konsentrat untuk jambu mete mencapai 91 persen dari total berat buah basah. Sementara itu, pada kakao mencapai 73 persen dan pada kopi sekitar 48 persen dari total buah basah.

Sayangnya, limbah tersebut mengandung gizi yang relatif rendah, terutama protein. Limbah kakao dan buah semu mete mengandung senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan, seperti theobromin pada kakao dan asam anarcadat pada buah semu mete.

Selain itu, kandungan serat kasar dan air di dalam ketiga limbah tersebut relatif tinggi sehingga limbah mudah rusak dan busuk. Tentunya, limbah ini dapat berbahaya dan merugikan ternak apabila tidak diolah dengan baik.

Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan tadi, limbah perlu diolah terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai pakan ternak. Ketiga limbah tersebut harus melalui proses pencacahan, fermentasi, pengeringan, penggilingan, dan pengemasan.

Fermentasi menjadi bagian pengolahan terpenting. Melalui fermentasi, mutu limbah tanaman dapat ditingkatkan sehingga kandungan gizi di dalamnya hampir sama, bahkan melebihi kandungan gizi dedak padi.

Berdasarkan praktik di lapangan, limbah jambu mete yang difermentasi mengandung protein sebanyak 20,80 persen (dari bahan kering), padahal semula kandungan proteinnya hanya 9,15 persen. Selain protein yang meningkat, kandungan serat kasar limbah jambu mete berkurang dari 14,48 persen menjadi 8,56 persen.

Proses pengolahan tersebut juga diharapkan mampu menghilangkan atau menekan jumlah senyawa-senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan ternak. Selain itu, pengolahan dapat memperpanjang masa simpan sehingga bahan untuk membuat konsentrat ternak tersedia sepanjang tahun di luar musim panen.