Pertanianku — Budidaya tomat skala komersil perlu dilakukan dengan persiapan yang matang karena banyaknya tanaman yang akan dipelihara. Persiapan yang tidak matang bisa menjadi malapetaka bagi petani karena tanaman tidak tumbuh dengan maksimal. Gangguan tersebut dapat disebabkan oleh iklim, kondisi tanaman, manajemen pemeliharaan yang salah, serta serangan hama dan penyakit.
Salah satu upaya yang sering dilakukan untuk meminimalisir gangguan di tengah produksi adalah penggunaan mulsa. Mulsa tersebut biasanya terbuat dari jerami kering atau jenis rumput yang dikeringkan.
Jerami berfungsi untuk menjaga kelembapan tanah. Namun, sayangnya, jerami bisa mendatangkan masalah karena membusuk (basah). Kondisi ini mampu menularkan penyakit pada tanaman.
Selain jerami, petani juga kerap menggunakan mulsa plastik untuk budidaya tomat. Mulsa plastik tersebut dikenal dengan nama plastik hitam-perak (silver black). Disebut silver black karena memang plastik ini terdiri atas dua sisi, yaitu hitam dan perak. Lebar mulsa yang digunakan adalah 1,2 m.
Fungsi mulsa ini tak hanya menjaga tingkat kelembapan tanah, tetapi juga menekan pertumbuhan gulma, menjaga kestabilan kelembapan udara saat hujan dan kemarau, mengontrol jumlah air yang tersedia, menghemat penggunaan pupuk karena pupuk terdistribusi dengan baik, mengurangi serangan hama dan penyakit, serta menghemat tenaga kerja.
Gulma yang tumbuh di sekitar tanaman tomat adalah pesaing yang tidak baik untuk tanaman. Itu sebabnya tumbuhan liar ini perlu disiangi secara rutin. Penggunaan mulsa dapat meminimalisir pekerjaan tersebut sehingga Anda mampu menghemat waktu dan biaya penyiangan gulma.
Pada dasarnya budidaya tomat dengan mulsa hampir sama seperti budidaya umumnya. Perbedaannya hanya terletak pada proses pemeliharaan yang terkenal lebih praktis, tetapi membutuhkan modal yang lebih besar. Perbedaan lain yang mencolok hanya terlihat pada persiapan lahan karena Anda harus memasang mulsa.
Modal awal yang dikeluarkan untuk budidaya ini memang terbilang lebih besar, tetapi produksinya bisa mencapai 8 kg per tanaman per musim. Sementara itu, produksi tanpa mulsa rata-rata hanya sekitar 5 kg per tanaman per musim.