Pertanianku — Ada dua jenis daun sirih yang sering kita jumpai, yaitu sirih merah dan sirih hijau. Kedua tanaman sirih tersebut sama-sama berkhasiat untuk kesehatan. Tidak ada yang lebih unggul atau lebih baik, keduanya sama-sama baik untuk tujuan-tujuan tertentu. Berikut ini beberapa manfaat sirih merah dan sirih hijau untuk kesehatan tubuh.

Sirih merah
Sirih merah atau Piper crocatum Ruiz merupakan tumbuhan merambat sama seperti sirih hijau, yang membedakan hanya permukaan daun yang berwarna merah keperakan dan mengilap ketika terpapar cahaya. Bagian yang biasa dijadikan obat adalah daun tanaman.
Daun sirih merah mengandung flavonoid, alkaloid, polevenolad, tannin, dan minyak atsiri. Tanaman ini berguna untuk mengobati tumor dan kanker. Selain itu, sirih merah dipercaya berkhasiat untuk kecantikan.
Umumnya, masyarakat menggunakan tanaman sirih merah untuk mengurangi keputihan dan membersihkan organ intim wanita karena sirih merah bersifat sebagai antiseptik.
Tanaman sirih merah sudah digunakan secara turun-temurun di Pulau Jawa, khususnya di Keraton Yogyakarta. Penghuni Keraton Yogyakarta menggunakan tanaman ini untuk mengatasi penyakit kulit.
Hingga saat ini belum ditemukan literatur yang membahas efek samping sirih merah. Namun, wanita hamil dan sedang menyusui serta anak-anak tidak disarankan mengonsumsi tanaman ini sebelum berkonsultasi dengan herbalis dan dokter.
Sirih hijau
Daun sirih hijau mengandung minyak terbang, seskuiterpen, pati, daiatse, gula, zat samak, dan kavikol. Daun sirih hijau sering digunakan untuk mengatasi sakit mata, pendarahan gusi, keputihan, dan mimisan.
Sirih hijau sering digunakan untuk menghilangkan bau badan yang disebabkan oleh bakteri dan cendawan. Daun tanaman ini juga berkhasiat mengobati asma, luka, dan rheumatic artahritis.
Masyarakat Indonesia biasanya menggunakan tanaman ini sebagai pertolongan pertama untuk menyembuhkan luka, menahan perdarahan, dan gangguan saluran pencernaan.
Sirih hijau yang dikonsumsi secara terus-menerus dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi dan rongga mulut. Oleh karena itu, Anda tidak disarankan untuk mengonsumsinya secara berlebihan tanpa pengawasan herbalis atau dokter.