Manfaat Tanaman Koro Benguk

Pertanianku Koro benguk (Mucuna pruriens) berasal dari India dan Afrika yang kemudian menyebar ke Asia, Amerika, dan wilayah Pasifik. Tanaman ini tumbuh merambat dengan daun berbentuk lanceolate dan bunga berwarna ungu atau putih. Polong koro benguk dilapisi oleh bulu halus yang tipis. Setiap polong terdapat 4—6 biji yang berwarna putih, hitam, dan belang.

koro benguk
foto: balitkabi.litbang.pertanian.go.id

Tanaman koro benguk cukup adaptif dan tahan terhadap cekaman abiotik seperti kekeringan, kemasan, dan defisiensi unsur hara. Namun, sayangnya tanaman ini tidak bisa tumbuh baik di daerah yang dingin dan basah.

Koro benguk mengandung protein yang cukup tinggi sekitar 24—31,44  persen, karbohidrat 42,79—64,88 persen, lemak 4,1—14,39 persen, serat 5,3—11,5 persen, asam amino, abu 2,6—5,5 persen, dan mineral. Koro juga mengandung isoflavin seperti daidzin, genistein, factor-III dan glycitein. Faktanya, kandungan daidzin dan genistein pada tanaman ini lebih tinggi daripada kedelai.

Di sisi lain, koro benguk juga mengandung senyawa antinutrisi seperti phytates, tannins, saponin, dan alkaloid yang bersifat racun bagi manusia. Senyawa ini pula yang menyebabkan tanaman tidak bisa dikonsumsi secara sembarangan. Kacang koro perlu direndam, direbus, dikukus, atau difermentasi terlebih dahulu untuk mengurangi kandungan senyawa toksik tersebut.

Tanaman koro ini diduga resisten terhadap serangan hama dan penyakit tanaman. Hal ini karena di dalam tanaman terkandung senyawa aktif yang bersifat alelopati yang berfungsi untuk menekan pertumbuhan tanaman lain di sekitarnya.

Saat ini tanaman koro benguk sudah mulai dikembangkan dalam bidang farmasi karena mengandung senyawa L-Dopa yang dapat digunakan dalam pengobatan penyakit Parkinson. Daun dan biji koro dikabarkan mengandung beberapa senyawa yang berperan sebagai antikanker, antivirus, antimikrobia, neuroprotektif, antiinflamasi, dan antioksidan, serta untuk perawatan kulit. Di Nigeria, tanaman ini digunakan untuk mengobati racun bisa ular.

Koro benguk memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan sebagai bahan pangan alternatif dan bahan baku di bidang kesehatan. Tanaman ini bisa dilakukan di lahan-lahan suboptimal dengan dukungan teknologi pascapanen yang perlu diteliti lebih dalam.