Mangga Melimpah dari Nusa Tenggara Barat

Pertanianku — Buah mangga dari Nusa Tenggara Barat mungkin tidak banyak dilirik oleh orang awam. Namun siapa sangka, daerah Lombok Utara menjadi sentra penghasil mangga terbesar di Indonesia.

mangga dari Nusa Tenggara
Foto: pixabay

Di Lombok Utara, lebih dari 1.500 lahan menjadi area budidaya mangga. Daerah tersebut berada di Kecamatan Bayan, Kecamatan Kayangan, Kecamatan Gangga, dan Kecamatan Pemenang. Seluruh wilayah tersebut terletak di sisi utara dan barat Gunung Rinjani. Dekat dengan gunung api yang masih aktif, tak heran bila tanah di sekitar wilayah ini sangat subur.

Jenis mangga yang paling banyak dibudidayakan adalah mangga arumanis. Intensitas panas matahari yang cukup, berada di dataran rendah yang dekat dengan garis pantai, dan tanah yang subur membuat kualitas mangga arumanis asal Nusa Tenggara Barat ini mampu bersaing dengan daerah lainnya.

Kini, daerah di sekitarnya sedang didorong untuk turut melakukan budidaya mangga. Pemerintah telah mengucurkan dana dari APBN dan APBD, dibantu dengan dana swadaya dari petani mangga untuk mencapai luasan lahan kebun mangga mencapai 2.000 hektare. Nantinya, wilayah ini akan menjadi “Kabupaten Mangga” dan terletak di kawasan gugusan Nusa Tenggara.

Selain dengan perluasan lahan, cara lain yang dilakukan adalah dengan penataan kawasan existing yang sudah ada. Cara ini dilakukan dengan mengatur panen off season. Panen ini dilakukan agar harga bisa terus terjaga, dan untuk mengatur harga pada saat panen raya. Biasanya, panen mangga di daerah ini terjadi pada November hingga Februari.

Grand Design Hortikulutra 2020—2024 kini tengah dimatangkan untuk menunjang terwujudnya wilayah sentra mangga di Nusa Tenggara Barat. Direktorat Buah dan Florikultura sudah menetapkan dan mengatur kawasan pengembangan. Nantinya, pengembangan ini akan disusul oleh direktorat lain berdasarkan tugas pokok masing-masing.

Misalnya, Direktorat Perbenihan bertanggung jawab untuk membantu menyiapkan benih bermutu yang akan digunakan oleh petani. Selain itu, Direktorat Perlindungan juga mendukung teknologi pengendalian OPT yang ramah lingkungan. Terakhir, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura yang akan membantu di bagian pascapanen, membantu penyediaan gudang serta berbagai sertifikasi dan pengepakan.