Mau Produksi Telur Ayam Kampung Meningkat? Begini Caranya

Pertanianku – Meski permintaannya tak sebanyak telur ayam broiler di pasaran, ayam kampung merupakan salah satu jenis ternak unggas yang masih banyak diminati oleh masyarakat terutama yang tinggal di pedesaan.

Ayam kampung selain diternakkan untuk diambil telurnya, daging ayam kampung pun juga banyak dikonsumsi. Pasalnya, menurut beberapa orang daging ayam kampung dinilai lebih rendah lemak daripada ayam broiler.

Masyarakat yang memelihara ayam kampung biasanya akan melepasliarkan ayam-ayamnya di pekarangan rumah.

Ayam kampung merupakan keturunan dari perkawinan silang antara subspesies ayam hutan, yaitu ayam hutan merah (Gallus gallus). Ayam kampung dikenal dengan nama lain ayam buras.

Jika Anda melakukan ternak ayam kampung untuk diambil telurnya, Anda perlu mempraktikkan tips ini agar produksi telur ayam kampung meningkat. Kunci utama untuk meningkatkan produksi telur ayam kampung sebenarnya terletak pada pemberian pakan. Pakan yang diberikan haruslah tepat. Selain itu, perhatikan komposisi jantan dan betina dalam satu kandang. Untuk lebih optimalnya, sebaiknya kandang yang digunakan, yaitu kandang bersekat dengan setiap sekat maksimal terdapat 1 jantan dan 5 betina.

Kunci utama intensifikasi adalah pemeliharaan yang baik pada setiap fase kehidupan ayam kampung. Berikut fase-fase dimaksud.

Fase starter (0—5 minggu)

Fase ini juga disebut dengan masa brooding. Pada masa ini yang perlu diperhatikan, yakni ketebalan alas kandang minimal 5—10 cm, suhu ruangan harus sesuai dengan kebutuhan ayam, yakni sekitar 35 °C, pakan harus memenuhi kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan yang cepat dengan kadar protein minimal 23%, bentuk pakan adalah butiran dan area pakan harus menempati 25% dari area brooding. Lakukan pula seleksi pada ayam yang kurang baik dengan memerhatikannya. Ciri-ciri DOC yang baik antara lain sehat, tubuh normal, berat minimal 30—35 gram, bulu kering, tidak lengket, energik, dan pusar menutup dengan sempurna. Fase ini sangat menentukan pertumbuhan fase berikutnya sehingga harus benar-benar diperhatikan.

Fase grower (5—23 minggu)

Pada masa ini ayam mencapai usia dara atau pejantan muda. Seleksi dara harus dilakukan untuk menghilangkan ayam betina yang tidak produktif sehingga tidak mengurangi efisiensi pakan. Fase ini kebutuhan nutrisi juga harus diperhatikan, yaitu pakan yang diberikan memiliki kadar protein 20%.

Fase produksi (24 minggu hingga akhir)

Pada fase ini yang harus diperhatikan adalah bagaimana mencapai produksi telur yang maksimal dan mempertahankannya. Beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain pemberian pakan yang harus memenuhi kebutuhan nutrisi ayam untuk hidup dan berproduksi maksimal dengan kadar protein sekitar 18%. Rasio antara jantan dan betina dalam satu folk juga harus tepat, yakni tidak lebih dari 1 pejantan dengan 10 betina, dan optimalnya 1 : 6. Pada fase ini ayam perlu diberikan suplemen nutrisi untuk menjaga kondisi tubuhnya dan produktivitas telurnya.