Pertanianku — Pengaplikasian media tanam dalam metode akuaponik merupakan salah satu teknik berkebun yang tidak sama dengan cara konvensional. Keadaan media tanam dari metode akuaponik memungut sifat yang tidak beda dengan yang ditemui di tanah. Oleh karena itu, media di dalam metode akuaponik mempunyai kemampuan sebagai subtitusi/pengganti media tanah.

Lalu, apa saja media tanam untuk akuaponik? Ada berbagai jenis media tanam untuk akuaponik dimana setiap jenisnya mempunyai kelebihan dan kekurangan. Lantas, media tanam apa yang baik untuk kebutuhan sistem akuaponik? Di bawah ini berbagai jenis media tanam yang sangat sering dipergunakan di dalam metode akuaponik.
- Batu/kerikil sungai
Batu sungai berat tapi gampang diatasi dan cukup murah. Memilih batu sungai haruslah cermat. Sebab, kemungkinan batu sungai memiliki kandungan batu kapur yang secara perlahan akan menaikkan kadar pH air setiap saat.
- Pecahan batu sungai
Pecahan batu sungai banyak tersedia di toko-toko bangunan ataupun pabrik pemecah batu (stone crush). Umumnya digunakan untuk campuran dalam adonan tembok beton. Tidak mahal, tapi berat dan mempunyai pH yang sama seperti batu kerikil sungai. Pecahan batu sungai mempunyai beberapa sudut yang tajam sehingga susah diatasi dan bisa memengaruhi akar tanaman.
- Hydrogel
Hydrogel adalah media sintetis yang amat mahal ketimbang media tanam yang lainnya. Namun, hydrogel amat ringan, condong mengambang, gampang digunakan, serta ber-pH netral.
- Pecahan batu-bata tanah liat
Media tanam ini relatif ringan, gampang diperoleh, murah, tapi gampang pecah dan terlumat air hingga bisa menutup saluran air metode akuaponik.
- Pecahan genting tanah liat
Media tanam ini cukup murah tapi relatif berat, lumayan tajam dan sedikit sulit diatasi. Setiap saat pecahan genting tanah liat bisa terlumat air hingga potensial bisa menutup saluran air pada metode akuaponik.
- Expanded clay (hydroton)
Media tanam ini terbuat dari tanah liat berbentuk bulat dan dibakar pada suhu/temperatur rendah. Mempunyai pH netral dan gampang diatasi, tetapi lumayan mahal.
Disamping beberapa media di atas, media tanam untuk akuaponik bisa menggunakan media organik seperti sekam, arang kayu, dan sebagainya. Media organik cukup murah, tidak berat dan mudah diatasi.
Akan tetapi, media organik mudah lapuk hingga ujung-ujungnya bisa menutup sistem. Selain itu, cepat terdekomposisi hingga bisa mengakibatkan kadar pH dan nutrisi mengalami fluktuasi di luar kontrol dan zat tanin yang terdapat di dalam media organik membuat air menjadi memiliki warna kecokelatan.
Hal itu bisa menyebabkan ikan sulit kelihatan dan pertumbuhan tanaman bisa terhambat. Bila terpaksa harus memakai media organik, bersihkan dulu beberapa kali dan keringkan supaya zat tanin menyusut atau tidak ada sama sekali.