Melihat Wisata Petik Mangga di Pasuruan

Pertanianku – Pasuruan kembangkan wisata petik mangga. Jika ingin membeli mangga wisatawan dapat langsung memetiknya di pohon. Wisatawan bisa datang ke Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan. Wisatawan dapat memiih memilih sendiri sesuka hati mangga yang diinginkan dan dapat menikmati secara langsung buah yang petik dari pohon di bawah rindangnya pepohonon. Pengunjung dapat mengelilingi seluas 1,5 hektar kebun mangga ini sepuasnya.

Melihat Wisata Petik Mangga di Pasuruan

Pengunjung bebas memilih mangga mana yang akan dibeli, untuk selanjutnya dimakan di tempat atau dibawa pulang. “Kalau beli di kebun, pasti kami korting. Kami juga beri bonus buah mangga lagi,” kata Sutomo, di kebun mangganya. Setiap mangga yang dipilih untuk dimakan atau dibeli ditimbang terlebih dulu. Harganya bergantung kualitas. Untuk kualitas super atau grade A dibanderol sekitar Rp30.000/kg, grade B seharga Rp25.000/kg dan grade C dibanderol sekitar Rp15.000/kg. Sutomo mengatakan harga mangga gadung klonal 21 di kebunnya, memang lebih mahal dari jenis lain. karena mangga jenis ini pemeliharaan lebih sulit.

Wisata petik mangga langsung di pohon ini sayangnya hanya dapat dilakukan bulan Oktober hingga November saat panen mangga tiba. Namun, di luar bulan tersebut tetap bisa didapatkan buah mangga di Kecamatan Rembang. Lokasi yang bisa dikunjungi antara lain kebun mangga Klonal 21 milik Sutomo. Kebun mangga ini berada di Dusun Watulunyu, Desa Oro-Oro Ombo Kulon, Kecamatan Rembang. Seperti apa Mangga Klonal 21? Mangga ini hasil budidaya kelompok Tani dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Pasuruan.

“Mangga klonal 21 sudah memperoleh Sertifikat Prima III, yakni aman pangan. Kalau sudah dapat sertifikat ini, setiap buahnya sudah bisa diberi label berupa stiker. Mangga Klonal 21 juga bisa dijual di pasaran internasional,” ujar Kabid Hortikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Pasuruan, Doddy Setiawan. Seperti dikutip Detik (18/5).

“Untuk bisa dikenal sebagai ‘Mangga Pasuruan’ di pasaran luar daerah, Klonal 21 membutuhkan proses branding sejak 2007. Meskipun, mangga ini sudah digagas sejak 1994. Sekarang orang sudah tahu, kalau mangga itu ya dari Pasuruan. Orang sudah tahu kalau mangga klonal 21 bisa dimakan dengan cara diputar dan disendok seperti alpukat,” jelas Doddy.

Klonal 21 ditanam petani di Kecamatan Rembang sebanyak 3.000 pohon, Sukorejo sebanyak 2.500 pohon, Wonorejo sebanyak 2.500 pohon, Purwosari 500 pohon, Pasrepan 1.500 pohon dan paling banyak di Grati mencapai 49.000 pohon. “Mangga gadung klonal 21 masak pohon bisa dinikmati di Desa Oro-oro Ombo Kulon dan Oro-oro Ombo Wetan serta di Desa Wonokerto, Sukorejo,” ucap Doddy.

“Selain, pembeli yang datang, Sutomo juga memenuhi permintaan dari berbagai kota seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Batam hingga Papua. “Bahkan beberapa kali pengunjung asal Hong Kong datang langsung untuk merasakan asyiknya memetik buah mangga langsung dari pohonnya,” jelas Sutomo.