Pertanianku – Kelinci merupakan jenis ternak yang mulai banyak dilirik peternak. Hal ini karena kelinci menyimpan segudang potensi yang bisa diandalkan. Selain sebagai penghasil daging, kelinci juga bisa dimanfaatkan sebagai penghasil kulit dan bulu sebagai bahan baku industri. Sosok dan tingkahnya yang lucu juga membuat para hobiis kepincut untuk memelihara kelinci sebagai satwa kesayangan.
Kelinci rex atau angora bisa menghasilkan daging seberat 1,5 kg/ekor. Di Amerika Serikat, harga daging kelinci bisa mencapai US$ 1—1,5/kg. Sementara harga kulitnya dihargai US$ 8—15/lembar (Rp73.600—138.000; 1 US$ = Rp9.200). Setelah disamak, harga kulit bulu kelinci bisa mencapai US$ 18/lembarnya. Angka-angka tersebut tentu saja memberika dorongan yang menggebu bagi para peternak kelinci.
Tekstur daging kelinci yang lembut dan gurih semakin menambah panjang alasan daging kelinci banyak dicari konsumen. Selain itu, kandungan kolesterol daging kelinci juga jauh lebih rendah (164 mg/100 g daging) dibandingkan dengan daging ayam, sapi, domba, kambing, dan babi (berkisar 220—250 mg/100 g daging) sehingga lebih sehat bila dikonsumsi. Daging kelinci akan memiliki rasa khas dan aromanya mewangi jika dimasak dengan cara disate. Alasan inilah yang kemudian menyebabkan warung sate kelinci kian menjamur. Bukan hanya di kota-kota besar dan obyek wisata, warung sate kelinci juga merambah ke kota-kota kecil. Sebut saja di kawasan Lembang dan Tangkuban Perahu, ada sekitar 80-an warung sate kelinci, baik warung sate mini, menengah, dan elit sekelas restoran. Setiap hari, terutama Sabtu dan Minggu, tak ada warung yang sepi. Masing-masing dipenuhi konsumen. Harga sate kelinci rata-rata Rp15.000/porsi (termasuk nasi). Kulit bulu merupakan produk lain dari kelinci yang memiliki potensi besar. Kulit bulu kelinci bisa dimanfaatkan sebagai bahan pakaian berbulu, jaket, selendang, tas, dompet, dan boneka. Harga satu mantel eksklusif yang terbuat dari 20—30 lembar kulit kelinci bisa mencapai US$ 3.000. Pasar kulit bulu ini terutama berada di daratan Eropa, Rusia, Amerika, dan Asia Utara. Sejauh ini, produsen kulit bulu kelinci antara lain Hongkong, Taiwan, Jepang, dan Korea Selatan.
Potensi kelinci tidak hanya terhenti sampai di situ. Tingkah laku kelinci yang lucu, bulunya nan halus, dan citra matanya yang bening banyak memikat pecinta satwa sebagai binatang kesayangan. Manfaat lain yang bisa diambil dari kelinci adalah pupuk, kerajinan tangan, dan pakan ternak. Air seni kelinci bisa dipakai untuk penyubur tanaman anggrek dan pembasmi penyakit di daun.
Potensi kelinci juga semakin kentara karena hewan kecil ini dapat berkembang di semua daerah, apalagi di Indonesia. Namun, untuk dapat memberikan hasil yang optimal, lokasi yang cocok untuk memelihara kelinci adalah daerah subtropis sampai tropis dengan suhu rendah dan kelembapan tinggi. Ketinggian lokasi berada > 800 m dari permukaan laut, seperti Lembang, Dieng-Wonosobo, dan Batu-Malang.
Sumber: Buku Kelinci Potong