Memahami Karakteristik Pohon Pinang si Pohon Palma

Pertanianku — Tidak banyak yang tahu wujud pohon pinang yang sebenarnya. Hal ini karena tanaman ini kalah populer dibandingkan dengan pohon-pohon palma yang lain seperti kurma, salak, kelapa, atau kelapa sawit.

pohon pinang
Foto: unsplaash

Pinang adalah sejenis palma yang berhabitat di daerah Pasifik, Asia, dan Afrika bagian timur. Tanaman ini sangat baik tumbuh di iklim tropis seperti India, Sri Langka, Asia Tenggara, Papua New Guinea, dan Kepulauan Pasifik.

Sebutan pinang juga mengacu pada buah pinang yang menjadi komoditas perdagangan. Nama lain dari buah ini antara lain pineung (Aceh), jambe (Sunda, Jawa), dan hua (Nusa Tenggara dan Maluku). Betel palm atau betel nut tree adalah penyebutan pinang dalam bahasa Inggris.

Tanaman dengan nama ilmiah Areca catechu L. ini dapat tumbuh hingga berumur 25—30 tahun. Biasanya pinang akan berbunga pada awal dan akhir musim penghujan. Di Pulau Jawa, pinang dapat tumbuh pada ketinggian 1.400 mdpl.

Pinang memiliki batang lurus langsing dan dapat tumbuh hingga sangat tinggi. Umumnya, pinang tumbuh dapat mencapai 25 meter dengan diameter batang mencapai 15 cm. Ciri lainnya adalah tajuk pohon atau bagian atas pohon ini tidaklah rimbun.

Daun pohon pinang berbentuk seperti kebanyakan daun familinya, yaitu bentuk tabung dan panjang dengan tangkai daun yang pendek. Panjang daun mencapai 80 cm dengan ciri bagian ujung sobek dan bergerigi.

Di bawah daun, biasanya muncul tongkol bunga yang memiliki seludang yang panjang dan mudah rontok. Bunga jantan memiliki panjang 4 mm, berwarna putih kuning dengan jumlah benang sari 6 buah. Sementara, bunga betina memiliki panjang sekitar 1,5 cm dan berwarna hijau.

Buah pinang memiliki panjang sekitar 5 cm. Warna masak bunga ini adalah oranye dengan ciri kulit berserabut dan berbiji pinang. Biji buah pinang berwarna kecokelatan hingga cokelat kemerah-merahan. Selain itu, biji buah pinang memiliki bentuk berlekuk.

Tanaman pinang jarang dibudidayakan. Tetapi penanaman pohon ini dapat dilakukan dengan mengecambahkan biji-biji pinang di persemaian.

Selain untuk disemai, biji tanaman pinang banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Pada zaman dahulu orang biasa mengonsumsi campuran biji pinang dengan sirih, gambir, dan kapur.