Memahami Masa Kerontokan Bulu Ayam Petelur

Pertanianku — Secara alami ayam petelur memiliki sifat moulting atau terjadinya kerontokan bulu sebagai pertanda berakhirnya produksi telur secara sementara. Kondisi ini terjadi secara alami dan bukan menjadi penyebab menurunnya produksi telur. Justru kerontokan bulu ayam petelur menjadi indikasi untuk segera melakukan penanganan, yakni pengapkiran atau istirahat produksi sementara.

kerontokan bulu ayam petelur
foto: Pertanianku

Kerontokan bulu yang terjadi pada ayam petelur yang sudah mendekati masa akhir produksi menandakan penanganan untuk pengapkiran. Ayam tersebut dapat dijual sebagai ayam apkir. Sementara itu, apabila moulting terjadi saat ayam masih produktif, pertanda ayam hanya butuh istirahat sementara.

Kejadian moulting pada ayam petelur umumnya satu atau dua kali dalam setahun. Setelah moulting, ayam akan segera berproduksi lagi jika bulu-bulu mulai tumbuh kembali. Kejadian rontok bulu dapat dibedakan menjadi moulting cepat/awal (early moulting) dan moulting lambat/akhir (lately moulting).

Ayam yang mengalami early moulting akan kehilangan satu buah bulu primer setiap dua minggu. Setiap terjadi bulu rontok, ayam akan berhenti bertelur. Oleh karena itu, dibutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk memperbaiki semua bulu primer yang rontok agar bisa berproduksi kembali.

Sementara itu, ayam yang mengalami lately moulting akan melepaskan bulu primernya dua atau tiga bulan sebelum bulu-bulu tumbuh seluruhnya.

Ayam yang termasuk early moulting akan membutuhkan waktu lebih lama untuk memperbaiki semua bulu-bulu primernya. Dengan demikian, masa tidak produktifnya lebih panjang jika dibandingkan dengan ayam yang termasuk lately moulting.

Ayam yang mengalami bulu rontok lebih awal sebaiknya dikeluarkan karena akan menyebabkan terjadinya pemborosan, khususnya penggunaan pakan. Sementara itu, ayam yang menunjukkan tipe rontok bulu akhir dapat tetap dipertahankan dalam kandang. Namun, tindakan pengeluaran ayam yang termasuk early moulting perlu kehati-hatian. Pengeluaran ayam yang terlalu banyak juga dapat mengganggu kesinambungan produksi.

Semakin lama masa moulting, tentunya akan semakin berkurang produksi telur yang dihasilkan. Periode moulting pada ayam petelur dapat dipercepat melalui teknik force moulting atau memaksa bulu ayam rontok lebih cepat. Tujuannya, agar ayam segera kembali pada kondisi optimal dalam berproduksi. Terdapat beberapa cara melakukan force moulting, antara lain membatasi pakan atau menggunakan obat-obatan tertentu.