Pertanianku – Pola produksi telur tergantung dari manajemen pemeliharaan yang diterapkan dalam suatu usaha. Pada umumnya, manajemen pemeliharaan itik petelur memakai sistem satu umur (all in all out). Sistem ini menerapkan pola produksi telur mengikuti pola bertelur itik dan dimulai dari jumlah produksi telur sedikit, lalu terus bertambah sampai puncak produksi sekitar 97% selama dua bulan. Masa puncak dapat bertahan antara 3—4 bulan. Setelah itu, produksi mulai turun sampai 40% selama 10 bulan.
Setelah selesai masa produksi periode I, dengan pertimbangan tertentu, pemeliharaan itik dapat dilanjutkan pada periode II setelah mengalami masa rontok bulu selama 1,5 bulan. Padaperiode bertelur ke-2 ini polanya sama seperti periode I, tetapi puncak produksinya lebih rendah dan lama bertelurnya lebih pendek.
Setelah masa rontok bulu, itik mulai bertelur dalam jumlah sedikit dan terus bertambah banyak sampai mencapai puncaknya sekitar 80% selama 2 bulan. Puncak produksi ini dapat bertahan selama dua bulan. Setelah itu, produksi mulai menurun sampai 40% selama 7 bulan. Setelah periode II, itik bisa diafkir. Bila sudah demikian, kandang dikosongkan selama dua minggu untuk pembersihan kotoran dan perbaikan kandang. Sebelum dimasukkan itik baru, kandang disemprot dengan desinfektan untuk membunuh bibit penyakit.
Untuk manajemen pemeliharaan dengan sistem multi-age (berbagai kelompok umur), produksi telur dapat diperoleh dalam jumlah yang stabil sepanjang tahun meskipun jumlah yang dipanen tidak sebanyak dengan sistem satu umur. Dalam usaha pemeliharaan itik petelur, dengan mengikuti pola produksi itik, dapat ditentukan jumlah itik yang harus dipelihara dan luas kandang yang harus dipersiapkan.
Setelah memahami pola produksi telur, dapat dibuat perkiraaan produksi yang ingin dicapai sesuai manajemen pemeliharaan yang akan dijalankan. Pada pemeliharaan all in all out pada itik ratu contohnya, untuk mencapai target produksi 5.000 butir pada masa puncak dengan kematian 1% dan produksi 97%, itik yang harus dipelihara sebanyak 5.206 ekor.
Pada itik ratu, umumnya itik mulai dimasukkan ke dalam kandang sekitar dua minggu sebelum mulai bertelur pertama (umur 16 minggu) sehingga itik tidak mengalami stres saat mulai bertelur. Penentuan waktu memasukkan itik ke dalam kandang juga dapat dipakai sebagai penentu waktu yang tepat untuk memulai usaha itik. Misalnya diharapkan produksi puncak bertepatan dengan bulan puasa atau hari raya.
Pemeliharaan sistem multi-age dilakukan bila peternak menginginkan produksi telur secara rutin dengan jumlah tertentu. MisaInya produksi yang ingin dicapai 5.000 butir per hari, masa produksi puncak 97% selama 3,5 bulan; rata-rata produksi 71%; masa produksi 14 bulan; dan kematian 1%.
Jadi, itik yang harus dipelihara dari rata-rata produksi 71% sebanyak 7.042 ekor ditambah kematian 1% sehingga menjadi 7.112 ekor. Selanjutnya, dari jumlah tersebut dibagi menjadi 4 kelompok atau sebanyak 1.778 ekor. Pada tahap pertama, jumlah itik siap bertelur yang dimasukkan ke dalam kandang sebanyak 1.778 ekor. Tahap pemasukan selanjutnya setiap 3,5 bulan dengan jumlah yang sama. Pada tahap awal, produksi masih rendah sesuai dengan tingkat produksi dan tahapan pemasukan itik. Selanjutnya, akan terus meningkat sampai pada pemasukan itik tahap keempat dan sudah mencapai produksi puncak sehingga target produksi telur 5.000 butir per hari dapat dicapai secara kontinu.
Sumber: Buku Itik Petelur