Memahami Teknik Pemanenan Kacang Panjang yang Efektif

 

Pertanianku – Penentuan waktu panen kerap kali menjadi masalah dalam budi daya kacang panjang. Keterlambatan dalam pemanenan polong muda akan menyebabkan mutunya rendah karena sudah berserat dan liat (tidak enak lagi). Oleh karena itu, petani hendaknya jeli dalam menentukan waktu panen, khususnya untuk stadia polong muda.

Pahami Teknik Pemanenan Kacang Panjang  yang Efektif

Tanaman kacang panjang mulai berbunga umur 35—45 hari setelah tanam. Polong muda dapat dipanen mulai umur 60—70hari setelah tanam. Ciri-ciri polong muda stadia enak disayur, antara lain polong keras, kompak, umumnya gilig, warnanya hijau muda, dan mudah dipatahkan. Setelah berserat, bijinya mulai menonjol, sukar dipatahkan dan warnanya hijau keputihan. Setelah polong tua lemas, sukar dipatahkan, warnanya keputihan atau putih kekuningan. Polong kacang panjang yang telah lemas, umumnya hanya dipanen untuk benih dan jarang sekali untuk tujuan konsumsi biji. Hal ini disebabkan oleh kacang panjang tidak pernah disayur dalam bentuk biji (produksi rendah = 600—800 kg/ha).

Pada tanaman yang baik, sehat, dan tidak terlalu subur; pemanenan polong muda dapat berlangsung sampai 18 kali dengan selang 4—5 hari sekali. Pemanenan polong muda dilakukan secara selektif dan tidak bisa sekaligus karena periode berbuahnya tidak bersamaan. Sementara itu, produksi biji tua pada kacang panjang rendah sekali, yaitu kurang dari 1 ton/ha. Padahal produksi polong muda dapat mencapai 4 ton/ha. Umur tanaman hanya sampai panen terakhir, antara 3—4 bulan. Sesudah panen terakhir, daunnya akan menguning dan tanaman mati.

 

 

Sumber: Buku Kacang Sayur