Pertanianku – Eceng gondok adalah sejenis tumbuhan air yang hidup terapung di permukaan air. Akan berkembang biak manakala dipenuhi limbah pertanian atau pabrik. Eceng gondok merupakan sejenis tanaman hidrofit. Tumbuhan ini tidak dapat dimakan, bahkan tanaman gulma ini menjadi tanaman pengganggu bagi tumbuhan lain dan hewan sekitarnya.
Meskipun memiliki sifat pengganggu, eceng gondok ternyata berperan penting dalam mengurangi kadar logam berat di perairan waduk seperti Fe, Zn, Cu, dan Hg. Selulosa inilah yang biasa digunakan sebagai bahan bakar alternatif.
Untuk menghasilkan biogas, eceng gondok difermentasikan terlebih dahulu agar terbentuk gas metan. Eceng gondok yang digunakan harus dirajang atau ditumbuk halus terlebih dahulu agar hasil gas metan lebih optimum. Sebelum dimasukkan ke dalam digester, eceng gondok yang telah ditumbuk dan dirajang halus ditambahkan air dengan perbandingan 1 : 1, lalu diaduk. Setiap satu kilogram rajangan eceng gondok, dapat dipakai selama 7 hari dan setiap harinya dapat dipakai selama 90 detik. Untuk menghasilkan biogas setara dengan 2 liter minyak tanah per hari maka eceng gondok yang harus difermentasikan sebanyak 150 kg per hari. Eceng gondok sebanyak 150 kg per hari dapat menghasilkan biogas yang dapat dipakai 4—5 jam setiap hari selama 7 hari.
Sumber: Buku Paduan Praktis Biogas