Pertanianku – Jahe (Zingiber officinale) umumnya ditanam pada daerah tropik dan sub tropik yang mendapat curah hujan agak merata sepanjang tahun. Tanaman jahe paling cocok ditanam pada daerah beriklim sejuk dengan ketinggian antara 500—1.000 m dpl. Walaupun demikian, jahe gajah masih dapat ditanam pada lahan yang curah hujannya kurang dari 2.500 mm, dataran rendah, dan lahan gambut dengan syarat terdapat penambahan unsur hara dan pengaturan drainase yang baik.
Pada umumnya, tanaman jahe memerlukan intensitas sinar yang cukup tinggi selama fase pertumbuhan. Oleh sebab itu, jahe lebih baik ditanam di daerah terbuka. Walaupun demikian, jahe dapat ditanam di antara tanaman semusim seperti cabe keriting pada awal pertumbuhannya.
Agar diperoleh rimpang yang gemuk berdaging, tanaman jahe sebaiknya ditanam di tanah yang banyak mengandung humus dan berdrainase baik. Jenis tanah yang cocok bagi budi daya jahe yaitu tanah andosol dan latosol merah cokelat serta memiliki keasaman normal, yaitu antara 6—7.
- Bahan baku
Bagian tanaman jahe yang digunakan sebagai bahan baku minyak asiri yaitu rimpang. Dibandingkan dengan varietas jahe lainnya, varietas jahe emprit terbaik dalam menghasilkan minyak asiri. Rimpang yang paling baik berasal dari tanaman jahe berumur satu tahun atau lebih. Sementara rimpang jahe muda menghasilkan rendemen yang rendah.
- Persiapan bahan baku
Rimpang jahe yang telah dipanen selanjutnya dicuci hingga bersih. Kemudian, rimpang dipotong tipis dengan ketebalan berkisar 3 mm. Potongan rimpang tersebut kemudian dikeringkan hingga kadar air yang tersisa di dalamnya 10—15%. Pengeringan dapat dilakukan dengan bantuan sinar matahari langsung. Jika cuaca mendung, pengeringan dapat dilakukan dengan cara pengovenan. Setelah kering, bahan baku digiling dan diayak. Adapun ukuran kehalusan bahan antara 0,1—0,3 cm.
Cara lain yang dapat dilakukan yaitu mengepres potongan rimpang untuk mengeluarkan air jahe. Selanjutnya, ampas perasan jahe dikeringanginkan selama semalam. Ampas ini kemudian siap untuk disuling. Dengan cara ini, penyuling dapat memanfaatkan air perasan jahe sebagai minuman kesehatan.
- Proses pembuatan minyak
Pembuatan minyak dilakukan dengan cara penyulingan. Proses penyulingan diawali dengan memasukkan air terlebih dahulu hingga batas yang diinginkan. Pada water and steam distillation, air dimasukkan hingga mendekati batas sarangan. Selanjutnya, masukkan bahan ke dalam ketel suling.
Sebelum proses penyulingan dimulai, pastikan bahwa semua sambungan, lubang inlet maupun outlet telah tertutup rapat. Hal ini penting dilakukan untuk menghindari kebocoran yang berakibat keluarnya semburan liar uap dan terbuangnya uap asiri. Selanjutnya, pastikan bahwa air dalam kondensor telah tersedia dalam jumlah yang diperlukan. Ketersediaan air ini penting untuk memerlancar proses kondensasi.
Setelah semua instalasi dipastikan aman dan bekerja dengan baik, nyalakan api hingga suhu dan tekanan mencapai ukuran yang diinginkan. Segera setelah air mendidih, minyak sudah dapat terlihat pada tabung pemisah. Adapun lama penyulingan sangat tergantung dari banyaknya bahan dan kapasitas ketel. Namun, cara mudah untuk mengetahui akhir dari proses penyulingan yaitu tidak keluarnya minyak yang dapat dilihat pada tabung pemisah (florentine flask).
Minyak yang keluar segera ditampung dalam wadah penampung dengan membuka keran pada tabung pemisah. Konstruksi wadah penampung hendaknya dapat menghindari penguapan yang lebih banyak, misalnya menggunakan botol dengan mulut yang kecil. Selain itu, usahakan agar suhu pada wadah penampung antara 20—25o C untuk menghindari penguapan.
Sumber: Buku memproduksi 15 minyak asiri berkualitas