Pertanianku – Tanaman akar wangi (Vetiveria zizanioides) berasal dari Birma, India, dan Srilangka. Selanjutnya, tanaman ini menyebar dan ditemukan tumbuh secara liar, setengah liar, dan sengaja ditanam di berbagai negara beriklim tropis dan subtropis. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada tanah dengan ketinggian antara 1.000—2.000 m dpl dengan produksi 15—30 ton per tahun.
Tanaman akar wangi termasuk keluarga Gramineae, berumpun lebat, akar tinggal bercabang banyak dan berwarna kuning pucat atau abu-abu sampai merah tua. Rumpun tanaman akar wangi terdiri dari beberapa anak rumpun yang dapat dijadikan bibit. Adapun umur panen tanaman berkisar 9—12 bulan. Tanaman akar wangi banyak ditanam untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuat minyak akar wangi yang dikenal dengan nama vetiver oil. Di Indonesia, minyak akar wangi juga disebut java vetiver oil karena sebagian besar diproduksi di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
- Bahan baku
Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan baku pembuat minyak yaitu akar tanaman. Akar yang digunakan sebagai bahan baku diperoleh dari tanaman berumur 9—12 bulan.
- Persiapan bahan baku
Setelah dipanen, akar dicuci hingga bersih. Selanjutnya, akar dipisahkan dari tanaman dengan cara dipotong dan dijemur hingga kering atau kadar airnya berkisar 10—15%.
- Proses pembuatan minyak
Pembuatan minyak akar wangi dilakukan dengan metode penyulingan. Proses penyulingan diawali dengan memasukkan air terlebih dahulu hingga batas yang diinginkan. Pada water and steam distillation, air dimasukkan hingga mendekati batas sarangan. Selanjutnya, masukkan bahan ke dalam ketel suling. Nyalakan api hingga suhu dan tekanan mencapai ukuran yang diinginkan. Segera setelah air mendidih, minyak sudah dapat terlihat pada tabung pemisah. Adapun lama penyulingan sangat tergantung dari banyaknya bahan dan kapasitas ketel. Namun, cara mudah untuk mengetahui akhir dari proses penyulingan yaitu tidak keluarnya minyak yang dapat dilihat pada tabung pemisah (florentine flask).
Minyak yang keluar segera ditampung dalam penampung dengan membuka keran pada tabung pemisah. Konstruksi wadah penampung hendaknya dapat menghindari penguapan yang lebih banyak, misalnya menggunakan botol dengan mulut yang kecil. Selain itu, usahakan agar suhu pada wadah penampung sekitar 20—25o C untuk menghindari penguapan.
Sumber: Buku Memproduksi 15 Minyak Asiri Berkualitas