Membuat Minyak dari Tanaman Kencur

Pertanianku – Tanaman kencur (Kaempferia galanga Linn.) termasuk suku tumbuhan Zingiberaceae dan digolongkan sebagai tanaman jenis empon-empon yang mempunyai daging buah paling lunak dan tidak berserat. Kencur merupakan terna kecil yang tumbuh subur di daerah dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak mengandung air. Rimpang kencur mempunyai aroma yang spesifik. Daging rimpangnya berwarna putih dan kulit luarnya berwarna cokelat.

Kencur

Jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari 2—3 lembar dengan susunan berhadapan. Bunganya tersusun setengah duduk dengan mahkota bunga berjumlah antara 4—12 buah. Bibir bunga berwarna lembayung dengan warna putih lebih dominan. Kencur tumbuh dan berkembang pada musim tertentu, yaitu pada musim penghujan. Kencur dapat ditanam dalam pot atau di kebun yang cukup mendapat sinar matahari, tidak terlalu basah dan diletakkan di tempat terbuka.

  1. Bahan baku

Bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak kencur yaitu rimpang tanaman. Rimpang yang baik digunakan sebagai bahan baku yaitu rimpang dari tanaman tua, yang dicirikan dengan mengeringnya tanaman. Dilihat dari varietasnya, terdapat verietas kencur unggul yang bagus digunakan sebagai bahan baku, yaitu  varietas Galesia-2 yang diproduksi oleh Balitro.

  1. Persiapan bahan baku

Rimpang yang telah dipanen dicuci hingga bersih. Selanjutnya, rimpang dipotong tipis dengan ketebalan berkisar 3 mm. Potongan rimpang tersebut kemudian dikeringkan hingga kadar air yang tersisa di dalamnya 10—15%. Pengeringan dapat dilakukan dengan bantuan sinar matahari langsung. Jika cuaca mendung, pengeringan dapat dilakukan dengan cara pengovenan. Setelah kering, bahan baku digiling dan diayak. Adapun ukuran kehalusan bahan antara 0,1—0,3 cm. Agar tidak banyak bahan yang jatuh ke bagian bawah sarangan ketel suling, tempatkan kain blacu dibagian sarangan sebagai penahan.

  1. Proses pembuatan minyak

Pembuatan minyak jahe dilakukan dengan cara penyulingan. Proses penyulingan diawali dengan memasukkan air terlebih dahulu hingga batas yang diinginkan. Pada water and steam distillation, air dimasukkan hingga mendekati batas sarangan. Selanjutnya, masukkan bahan ke dalam ketel suling. Sebelum proses penyulingan dimulai, pastikan bahwa semua sambungan, lubang inlet maupun outlet telah tertutup rapat.

Hal ini penting dilakukan untuk menghindari kebocoran yang berakibat keluarnya semburan liar uap dan terbuangnya uap asiri. Selanjutnya, pastikan bahwa air dalam kondensor telah tersedia dalam jumlah yang diperlukan. Ketersediaan air ini penting untuk memerlancar proses kondensasi.

Setelah semua instalasi dipastikan aman dan bekerja dengan baik, nyalakan api hingga suhu dan tekanan mencapai ukuran yang diinginkan. Segera setelah air mendidih, minyak sudah dapat terlihat pada tabung pemisah. Adapun lama penyulingan sangat tergantung dari banyaknya bahan dan kapasitas ketel. Namun, cara mudah untuk mengetahui akhir dari proses penyulingan yaitu tidak keluarnya minyak yang dapat dilihat pada tabung pemisah (florentine flask).

Minyak yang keluar segera ditampung dalam wadah penampung dengan membuka keran pada tabung pemisah. Konstruksi wadah penampung hendaknya dapat menghindari penguapan yang lebih banyak, misalnya menggunakan botol dengan mulut yang kecil. Selain itu, usahakan agar suhu pada wadah penampung antara 20—25o C untuk menghindari penguapan.

 

Sumber: Buku Memproduksi 15 Minyak Asiri Berkualitas