Pertanianku – Penggunaan petisida merupakan salah satu faktor keberhasilan proses bercocok tanam. Fungsi pestisida pada tanaman adalah mencegah tanaman terserang hama dan penyakit.
Pestisida sendiri terdiri atas dua jenis, yakni pestisida kimia dan pestisida organik. Saat ini banyak petani yang telah beralih menggunakan pestisida organik. Pasalnya, pestisida kimia seperti yang kita ketahui membahayakan baik untuk lingkungan dan juga manusia.
Bahkan, beberapa petani memutuskan untuk membuat pestisida organik sendiri. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir biaya produksi.
Salah satu tumbuhan yang bisa digunakan untuk membuat pestisida organik adalah jantung pisang. Jantung pisang adalah sisa dari bunga pisang yang tidak bisa menghasilkan buah. Dalam teknik budidaya pisang, biasanya jantung pisang akan dipotong dari tandan buah ketika sisir buah pisang telah terbentuk sempurna. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan perkembangan buah pisangnya. Jantung pisang juga biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat di pedesaan untuk diolah menjadi tumis jantung pisang.
Membuat nutrisi tanaman menggunakan bahan jantung pisang caranya sangat mudah. Bahan baku yang dibutuhkan adalah jantung pisang dan gula merah dengan perbandingan yang sama. Alat-alat yang dibutuhkan hanya berupa toples plastik, baskom, pisau, karet, dan kertas buram atau kertas yang memiliki pori. Bahan dan alat tersebut dengan mudah bisa didapatkan dan banyak tersedia di sekitar kita.
Berikut tata cara membuat pestisida organik dari jantung.
Cara membuat
Untuk membuat pestisida organic, Anda perlu menyiapkan jantung pisang dan gula merah dengan perbandingan yang sama atau 1 : 1 (1 kg jantung pisang : 1 kg gula merah). Iris jantung pisang dengan pisau menjadi bagian-bagian kecil, kemudian gula merah disisir untuk menjadi lebih halus. Teknik pengirisan jantung pisang adalah searah dengan arah panjangnya, tidak dengan cara memotong jantung pisang.
Masukkan jantung pisang dan gula merah yang telah diiris ke dalam baskom, kemudian campur dan remas kedua bahan tersebut dengan tangan hingga mengeluarkan air.
Bahan yang telah diremas bersama dengan airnya, kemudian dimasukkan ke toples plastik. Tutup toples menggunakan kertas buram atau kertas berpori dan ikat dengan karet. Setiap toples plastik cukup diisi 1/3 bagiannya. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan proses fermentasi.
Simpan toples yang telah tertutup rapat di tempat yang sejuk dan tidak terkena sinar matahari langsung. Lama penyimpanan selama 7 hari untuk proses fermentasi secara alami.
Setelah 7 hari, buka toples dan lakukan penyaringan untuk memisahkan larutan hasil fermentasi dengan ampas jantung pisangnya. Larutan yang telah disaring siap digunakan dicampur dengan air biasa untuk menyemprot tanaman.
Penyemprotan nutrisi dari bahan jantung pisang bisa dilakukan secara berkala. Dengan begitu, daun dan batang tanaman akan mendapatkan nutrisi yang lebih baik. Cara ini akan lebih memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman.