Membuat Rencana untuk Beternak Ayam Kampung

Pertanianku – Agar dapat berguna untuk menopang kesuksesan dalam beternak, rencana harus dibuat dengan baik. Beberapa hal yang dibutuhkan dalam membuat rencana dengan baik sebagai berikut.

Membuat Rencana dengan Baik

  1. Dibutuhkan keterangan, informasi, atau data, tentang hal yang akan Anda lakukan. Bila akan beternak ayam kampung, sangat wajar Anda harus memahami (paham saja, kelak semakin lama akan menguasai juga) seluk-beluk beternak ayam kampung. Setelah itu, segala sumber daya dan kemampuan yang Anda miliki harus disadari. Misalnya, Anda sedang berpikir “mau dipasarkan ke mana dan kepada siapa?”. Pikiran itu sudah merupakan awal dari pembuatan rencana pemasaran. Kemudian, lanjutkan dengan mencari informasi tentang pasar ayam dan kepada siapa mau menjualnya. Informasi tersebut dapat diperoleh dari pedagang grosir ayam atau peternak lain. Setelah informasi diperoleh, barulah rencana pemasaran dibuat. Untuk mencegah informasi yang menyesatkan, hendaknya Anda ambil informasi lebih dari satu sumber. Setelah itu, pikirkan masakmasak semua informasi tersebut, sesuaikan dengan keadaan dan kemampuan Anda, barulah digunakan untuk menyusun rencana. Contoh tersebut baru rencana pemasaran, langkah yang sama juga dilakukan untuk membuat rencana yang lain.
  2. Setelah mendapat informasi dan menyusun rencana, pertanyaannya sekarang yaitu persoalan apa yang Anda hadapi? Tentunya persoalan tersebut hanya Anda yang tahu. Misalnya, Anda ingin beternak ayam kampung sebagai usaha atau bisnis hari tua. Dalam hal ini peternakan harus untung dan Anda mempunyai kesibukan. Kedua hal itu merupakan persoalannya. Lalu cari informasi atau keterangan tentang bisnis ayam kampung dan bagaimana kesibukan beternak ayam kampung. Informasi tersebut dapat diperoleh dari membaca buku dan berbincang-bincang dengan sesama peternak ayam kampung. Hal ini berlaku untuk rencana berdasarkan waktu. Adapunrencana berdasarkan sifat tetap harus dibuat berdasarkan besar atau kecilnya persoalan, ada atau tidak adanya masalah.
  3. Rencana dapat dibuat formal atau tidak formal. Alangkah baiknya rencana itu dibuat secara kuantitatif atau dengan angka agar nantinya bisa diukur atau dievaluasi. Misalnya, direncanakan dalam jangka waktu lima tahun modal harus kembali. Rencana ini sangat jelas, lima tahun itu angka dan dapat diketahui atau diukur dari tahun demi tahun. Sebaliknya rencana yang dibuat secara kualitatifakan menyulitkan dalam memberikan evaluasi. Contoh rencana yang kualitatif, saya beternak ayam kampung harus untung. Rencana ini sulit diukur karena berapa untungnya dan kapan harus untung kurang jelas. Contoh lainnya, saya ingin kematian ayam serendah mungkin. Jelas rencana kualitatif ini, hanya omongan. Kematian yang rendah itu berapa? Namun, bila dikatakan kematian di kelompok III ditargetkan 1,8%; rencana ini jelas berguna dan dapat diukur sehingga nantinya dapat dievaluasi bila peternakan telah berjalan. Setelah tiga langkah dasar tersebut disiapkan, buatlah rencana sesuai kebijakan Anda. Buatlah rencana yang biasa atau wajar saja dan jangan muluk-muluk. Wajar di sini adalah sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada (dimiliki peternakan). Misalnya, bila modal kecil, jangan muluk-muluk mau memperoleh keutungan besar, tetapi memperoleh tingkat efisiensi usaha yang tinggi itu mungkin terjadi.

 

Sumber: Buku enam Kunci Sukses Beternak Ayam Kampung