Pertanianku — Perbanyakan pohon buah naga dapat dilakukan secara generatif dan vegetatif. Perbanyakan secara generatif untuk mendapatkan tanaman baru dilakukan menggunakan biji buah naga. Biji buah naga yang digunakan tidak bisa sembarangan dan harus melalui beberapa perlakuan khusus terlebih dahulu. Oleh karena itu, Anda harus mengetahui cara memproduksi benih buah naga dari biji dari tahapan berikut ini.

Pengambilan biji dari buah naga terpilih harus dilakukan dengan cara yang benar. Pengambilan harus menggunakan penyaring yang menggunakan bahan lembut terbuat dari kasa berlubang lembut dan berasal dari bahan plastik ataupun kawat nyamuk. Diameter penyaring sekitar 8 cm yang dibentuk menjadi penyaring daun teh. Penyaring biji buah naga harus dirancang menjadi kuat.
Setelah penyaring sudah disiapkan, belah daging buah naga yang sudah terpilih dan ambil biji dengan sendok. Satu penyaring biasanya dapat menampung sebanyak satu sendok. Lalu, tekan daging dan biji tersebut di atas saringan secara perlahan di atas penyaring hingga hanya tersisa bijinya. Biji yang tersisa dibersihkan dengan air mengalir, lalu dikeringkan.
Setelah kering, biji ditaburi Ridomil sambil dilumat dengan tangan. Biji tersebut dapat Anda simpan di tempat kering atau bisa langsung disemai dalam media penyemaian yang sudah disediakan.
Biji yang sudah kering harus disemai dalam media tanam dengan komposisi pasir steril, humus halus, dan pupuk guano dengan perbandingan 6:1:1. Media tanam tersebut harus dibasahi terlebih dahulu dan dibuat larikan. Selanjutnya, masukkan media ke kotak persemaian dengan tinggi 3—5 cm, sedangkan panjang dan lebarnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Jika Anda menanam dalam satu hektare lahan, Anda membutuhkan biji buah naga sebanyak 250—300 kg. Jika media penyemaian sudah disiapkan, Anda harus menyiapkan biji sebagai benih dengan cara dikukus selama setengah menit. Sebelum dikukus, benih dimasukkan ke kantong kain halus.
Benih yang sudah dikukus dapat ditanam pada setiap larikan yang sudah dibuat. Jika lahan tidak dibuat larikan, benih yang ditebar harus dicampur dengan pasir sebelum disebar ke penyemaian.
Penebaran benih dapat dilakukan secara tipis, lalu ditutup dengan humus halus secara tipis juga. Selanjutnya, pada permukaan media tanam disemprot Ridomil. Media penyemaian yang sudah diberi Ridomil disimpan dalam ruangan yang terkena cahaya dan bersirkulasi udara lancar. Ruangan tersebut harus diberi naungan dengan pencahayaan remang dan teduh. Bibit disimpan hingga tumbuh sekitar 3 cm.
Bibit yang sudah berkecambah harus dijaga kelembapan media tanamnya. Pemberian air bisa dilakukan dengan sprayer dan dilakukan pada saat media tampak kering. Air siraman dapat diberikan campuran belerang sesekali. Belerang tersebut berfungsi untuk mencegah jamur tumbuh pada bibit.