Menanam Cabai Rawit dalam Pot

Pertanianku – Ciri utama cabai rawit yaitu buahnya kecil, tetapi rasanya sangat pedas. Buah berdiri tegak pada ketiak daun dan berukuran pendek. Saat muda, buahnya berwarna hijau dan setelah tua berwarna merah. Cabai termasuk ke dalam famili Solanaceae yang merupakan herba tegak, tanaman menahun, tumbuh sebagai tanaman kuat dan bercabang lebar, serta tingginya dapat mencapai 1—2,5 m. Cabai rawit memiliki akar tunggang dengan banyak akar samping yang dangkal. Bagian batang muda memiliki rambut halus. Daunnya tersebar. Bunga cabai rawit berbentuk terompet kecil dan umumnya berwarna putih. Buahnya lebat dan mampu berbuah sepanjang tahun.

Varietas Cabai Rawit

  1. Syarat tumbuh

Tanaman cabai rawit sangat cocok dibudidayakan di daerah kering pada ketinggian 0,5—1.250 m dpl. Cabai rawit tahan terhadap hujan dan penyakit layu.

  1. Penanaman

Cabai rawit ditanam dari bijinya yang telah masak/tua. Biji tersebut dikeringkan di bawah cahaya matahari. Namun, benih cabai rawit yang bermutu dan bersertifikat bisa dibeli di toko pertanian. Tahapan penyemaian, penanaman, hingga pemeliharaan cabai rawit sebagai berikut.

– Semai benih cabai rawit pada wadah datar yang berisi campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1.

– Jaga wadah persemaian agar tetap lembap (tidak kering dan tidak terlalu basah) serta lindungi dari sinar matahari langsung, guncangan angin, dan gangguan fisik. Dalam waktu 5—7 hari, biji cabai rawit mulai berkecambah.

– Pindahkan bibit cabai rawit ke tempat yang permanen setelah berumur 20—30 hari.

– Gunakan media tanam seperti pada media tanam penyemaian. Pot atau polibag bisa digunakan untuk menanam cabai rawit.

– Lakukan pemanenan dengan cara dipetik pada umur 80—90 hari setelah tanam. Buah yang siap panen dicirikan berwarna hijau terang serta berdinding keras/kaku dan tebal. Buah biasanya memerlukan lebih 2—3 minggu untuk mencapai matang penuh.

 

Sumber: Buku 15 sayuran Organik dalam Pot