Pertanianku — Terung termasuk sayuran buah yang sering dikonsumsi masyarakat Indonesia. Sayuran yang identik dengan warna ungu ini disukai karena rasanya yang lezat serta bergizi. Selain itu, terung juga mudah dibuat menjadi berbagai masakan. Menanam terung cukup mudah. Terung bisa ditanam di pekarangan dengan menggunakan pot dan polibag ataupun di lahan langsung.

Dengan menanam sendiri di rumah, Anda akan menikmati beberapa keuntungan. Salah satunya, tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli terung. Selain itu, rasa terung yang didapatkan dari usaha sendiri pasti akan memiki sensasi yang berbeda karena terung masih segar.
Sebelum menanam, Anda membutuhkan biji yang digunakan sebagai benih. Biji tersebut ditabur di media persemaian terlebih dahulu. Biji di media persemaian akan tumbuh setelah 10 hari kemudian.
Setelah biji berumur 1,5 bulan atau sudah memiliki empat daun helai, bibit bisa dipindahkan ke lubang tanam atau pot. Untuk menanam terung di pekarangan cukup mudah. Anda hanya memerlukan pot atau polibag yang ukurannya disesuaikan dengan tanaman.
Untuk bertanam di lahan yang lebih besar, tanah yang akan digunakan dicangkul terlebih dahulu sedalam 30—40 cm dan dibuat bedengan yang lebarnya 1,2—1,4 m. Anda bisa membuat bedengan dengan jarak antarbaris seluas 70—80 cm. Di setiap jarak tersebut diberikan parit dengan lebar 20—30 cm agar sistem perairan bisa berjalan dengan lancar.
Jarak antarlubang tanaman yang bisa digunakan sebesar 50 cm, tiap lubang diberikan pupuk kandang atau kompos yang sudah matang sekitar 0,5 kg.
Tanaman yang sudah berumur 2 minggu setelah ditanam di lahan perlu diberikan pupuk buatan berupa urea, TSP, dan KCL dengan perbandingan 1:2:1 sebanyak 12 gram per tanaman. Pupuk tersebut diberikan di sekeliling tanaman sekitar 5 cm dari batangnya.
Pemberian pupuk selanjutnya dilakukan saat tanaman sudah berumur 1,5—2 bulan. Anda harus menyediakan stok pupuk yang dibutuhkan untuk satu periode tanam.
Namun, Anda juga bisa mengganti penggunaan pupuk buatan tersebut dengan pupuk kandang atau kompos agar terung yang dihasilkan organik.
Tanaman terung lebih tahan terhadap penyakit layu dan hujan. Oleh karena itu, Anda hanya perlu memelihara tanaman dengan membersihkan gulma yang mengganggu dan menjaga ketersediaan air agar tanaman tidak kekeringan air.
Meskipun terkenal lebih tahan penyakit, tanaman terung juga berisiko terserang hama seperti kutu daun dan penyakit yang disebabkan oleh cendawan sehingga buah busuk. Jika tanaman sudah terserang, Anda membutuhkan bantuan fungisida untuk mengatasinya agar tanaman tidak semakin sengsara.