Pertanianku – Yang lebih menggiurkan lagi dalam menangkarkan murai adalah modal cepat kembali. Sebagai gambaran, peternak membeli indukan murai berkualitas yang siap kawin yang harganya sekitar Rp15—20 juta per pasang. Burung tersebut dapat dipelihara dan sudah dapat ditangkarkan. Dalam jangka waktu 10—12 bulan, sepasang indukan murai tersebut dapat beranak 4—5 kali dengan rata-rata 2—3 ekor anak setiap beranak. Jika perawatan bagus, bahkan bisa hingga 14 kali dalam setahun, tetapi tetap harus mempertimbangkan kualitas anakan yang dihasilkan.
Jumlah anakan yang dihasilkan dihitung serendah-rendahnya 10 ekor dan diasumsikan anakan jantan 6 ekor dan betina 4 ekor. Jika anakan jantannya terjual dengan harga Rp2,5 juta per ekor dan betina dengan harga jual Rp1 juta, modalnya sudah pasti akan kembali dalam satu tahun. Padahal, murai bisa diharapkan berproduksi lebih dari 5 kali dalam setahun. Jadi, besar kemungkinan modal yang dikeluarkan bisa lebih cepat dari perkiraan. Namun, hal itu tentu berlaku bagi yang memahami penangkaran murai dan mau melakoninya secara serius. Selain itu, peternak mengerti tentang kualitas burung yang baik dan kurang baik.
Asumsi pengembalian modal bisa lebih cepat bukan tanpa dasar. Jika pasangan murai sudah berproduksi dalam dua bulan, sebanyak 2—3 anak jantan yang dimaster suaranya dan menonjol sudah dapat dihasilkan dalam 10 bulan berikutnya. Selain itu, anakan tersebutmampu mempertontonkan keistimewaan besetan suara yang ditiru dari burung-burung pemasternya. Oleh karena itu, seekor anakan sangat bisa terjual dalam waktu cepat meskipun harganya sekitar Rp10—15 juta/ekor. Gambaran peluang tersebut mengisyaratkan tidak perlu ragu atau takut lagi dalam melakoni penangkaran murai. Hal tersebut memang tidak mudah, tetapi jangan dibuat rumit dan patut dicoba.
Sumber: Buku Sukses Beternak Murai Batu