Mendag: Harga Cabai Mahal Karena Faktor Cuaca

Pertanianku – Harga cabai sepertinya masih betah berada di posisi tertingginya beberapa pekan ini. Tingginya harga cabai diprediksi akan berlangsung hingga akir bulan ini. Hingga saat ini banyak masyarakat yang memutuskan untuk mengurangi penggunaan cabai di kala harga cabai melambung tinggi. Bahkan, beberapa di antaranya menanam cabai sendiri di pekarangan rumah.

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, kenaikan harga pada cabai murni diakibatkan oleh faktor cuaca, yakni curah hujan yang tinggi. Tidak ada permainan harga ataupun tindakan nakal dari pemasok cabai.

“Semua diakibatkan hanya satu alasan, yaitu iklim. Kita cek ke lapangan dan memang bukan hanya mengecek tapi dengan pengalaman juga. Jika dipetik saat hujan maka proses pembusukan semakin cepat,” ungkap Mendag, seperti melansir Okezone (10/1/2017).

Selain dari itu, beberapa kendala seperti jarak tempuh yang dilalui dari daerah pemasok ke kota yang jauh pun menjadi kendala yang masih sulit untuk diatasi. Hal tersebut disebabkan oleh keterlambatan datangnya pasokan menjadikan kenaikan harga yang semakin tinggi. Hingga saat ini kenaikan harga cabai mencapai Rp100.000—Rp120.000 per kg.

“Kemudian belum lagi dengan masalah transportasi dari tempat petani sampai ke kota dan ke pasar. Keterlambatan akibat transportasi karena hujan berkepanjangan seperti itu semakin mempercepat kebusukan cabai,” lanjut Enggar.

Mendag mengungkapkan, Kementan sudah mulai melakukan dorongan kepada petani dengan memberikan pupuk serta bibit yang unggul agar produksinya semakin bagus. Hal ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk kenaikan harga yang terjadi setiap tahunnya.

“Nah, dari Kementan, mereka sudah menyiapkan semuanya. Dan terbukti cabai merah keriting, cabai rawit hijau, semua produksinya surplus, ini semua merupakan upaya Kementan,” tutup.