Menetahui Agroekologi Jeruk

Pertanianku – Tanaman jeruk dapat ditanam di daerah dataran rendah hingga dataran tinggi pada suhu 20—30o C. Jeruk keprok baik ditanam di ketinggian 100—1.300 m dpl; jeruk manis 700—1.300 m dpl dengan iklim relatif kering dan berada di tempat terbuka; jeruk besar 70—600 m dpl; dan jeruk nipis 200—600 m dpl.

Agroekologi Jeruk

Di dataran tinggi, jeruk besar akan menghasilkan buah yang rasanya pahit atau tidak segar. Jeruk siam lebih baik dikembangkan di dataran rendah, sedangkan jeruk manis dapat dikembangkan di dataran rendah maupun dataran tinggi. Namun, bila jeruk manis dikembangkan di dataran rendah kulitnya menjadi lebih kasar dan tebal, rasanya agak asam, dan aromanya kurang harum. Namun, ada pula jeruk manis yang dapat ditanam di dataran rendah, di antaranya VLO, shamouti, dan jeruk manis madura. Rasanya tetap manis, hanya kulitnya tetap lebih tebal dan kasar.

Umumnya, tanaman menghendaki tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, berporositas tinggi dengan pH tanah 5—6. Curah hujan sekitar 1.500—2.000 mm/tahun. Lamanya musim hujan antara 4—7 bulan dan musim kemarau 4—6 bulan. Pada tanah lempung yang aerasinya kurang baik, tanaman mudah terserang busuk akar.

Di daerah yang lembap atau banyak hujan, tanaman jeruk sering terserang penyakit daun. Kedalaman air tanah yang dikehendaki tanaman jeruk 100—150 cm. Daerah pertanaman harus terbuka. Jika ternaungi, tanaman mudah terserang penyakit jelaga (daun menjadi hitam) oleh cendawan Capnodium citri. Di wilayah Indonesia Timur, tanaman jeruk akan menghasilkan buah yang bermutu tinggi (warnanya kuning atau merah menyala). Hal ini disebabkan perubahan warna menjadi merah memerlukan energi sinar matahari tinggi yang sesuai dengan wilayah Indonesia Timur.

 

Sumber: Buku Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah