Mengapa Panen Broiler 22 hari Lebih Menguntungkan?

Pertanianku – Poin ini menjadi salah satu dasar mengapa panen broiler 22 hari lebih menguntungkan. Dengan masa panen yang lebih cepat, biaya operasional menjadi lebih sedikit. Selain itu, keuntungan akan lebih cepat didapat dan periode produksi pun lebih banyak. Dengan demikian, dalam satu tahun bisa melakukan produksi selama 12 kali. Coba bandingkan dengan masa panen selama 42 hari, produksi hanya bisa 6 kali dalam satu tahun.

Agar bisa mendapatkan 12 periode produksi dalam satu tahun, tiap periode dapat dijadwalkan sebagai berikut

i) Persiapan dan istirahat kandang selama tujuh hari.

ii) Pemeliharaan selama 22—24 hari (all in all out).

iii) Total masa produksi selama 31 hari dengan target bobot panen hidup 0,9—1,1 kg.

Harga jual broiler hidup ukuran 0,9—1,2 kg juga cukup menggiurkan. Kisaran harga jika kondisi normal antara Rp14.000— 16.000. Bahkan, tercatat di data Asosiasi Peternak Unggas Indonesia bahwa harga broiler ukuran 0,8—1,2 kg adalah Rp15.900,00—17.600,00 pada periode April—Mei 2012 (www.pinsar.com). Walaupun keuntungan per periode yang diperoleh relatif lebih kecil, tetapi akumulasi dalam satu tahun cenderung lebih besar (dalam satu tahun ada 12 periode). Selain itu, biaya operasional dan untuk pengadaan sapronak relatif lebih kecil. Kapasitas ayam dalam satu kandang pun bisa lebih banyak. Dan tentu saja, dengan pemanenan selama 22 hari akan lebih disukai pekerja karena tiap bulan bisa menerima gaji.

 

Sumber: Buku Ayam Broiler, 22 Hari Panen Lebih Untung