Pertanianku — Produksi ASI berlebihan akan menyebabkan ibu merasa tidak nyaman karena menyebabkan baju basah dan rasa sakit. Produksi berlebihan memang terjadi secara alami sejak awal masa menyusui dan lama-kelamaan produksi ASI akan menyesuaikan dengan kebutuhan bayi.
Produksi ASI berlebih disebut dengan hiperlaktasi. Kondisi ini ditandai dengan ASI yang keluar deras tanpa adanya rangsangan seperti dipompa atau diisap oleh bayi. Ada banyak cara untuk mengatasi hiperlaktasi, salah satunya dengan menggunakan bunga melati.
Melati merupakan tanaman hias yang umum ditemui di Indonesia. Bunga melati sering digunakan pada beberapa proses ritual agama dan budaya. Oleh karena itu, bunga melati sering dikaitkan dengan hal-hal mistis. Ciri khas bunga melati yang sangat mudah dikenali adalah aromanya yang harum sehingga membuat tubuh menjadi lebih rileks. Aroma tersebut ternyata dapat digunakan untuk meningkatkan libido, kekuatan seksual, dan merangsang dorongan seksual.
Bagian tanaman bunga melati untuk mengatasi hiperlaktasi adalah daun tanaman. Dalam daun melati mengandung banyak minyak atsiri yang bisa dimanfaatkan sebagai obat herbal.
Untuk mengatasi hiperlaktasi, ambil segenggam daun melati, lalu cuci bersih dan tumbuk hingga halus. Selanjutnya, tumbukan daun melati diletakkan di sekitar buah dada untuk menghentikan ASI yang keluar secara berlebihan.
Hingga saat ini belum ada literatur yang membahas efek samping terkait penggunaan daun melati sebagai obat herbal, khususnya untuk mengatasi produksi ASI berlebih. Namun, sebaiknya jangan gunakan dalam dosis yang berlebihan sebelum berkonsultasi dengan dokter atau herbalis.
Saat produksi ASI sedang meningkat, jangan sekali-sekali berpikiran untuk mengurangi asupan cairan untuk mengurangi produksi ASI. Hal tersebut justru malah bisa membuat kesehatan ibu terganggu.
Saat menyusui, sebaiknya lakukan pemijatan secara perlahan di bagian aerola ibu untuk mengendalikan aliran susu. Aerola merupakan daerah gelap yang berada di puting payudara yang dapat melebar dan mengalami perubahan warna menjadi lebih gelap pada masa kehamilan.
Jika kondisi produksi ASI tidak mengalami perubahan sehingga membuat ibu merasa khawatir, sebaiknya lakukan pemeriksaan langsung ke dokter untuk mendapatkan saran dan bantuan secara medis.