Pertanianku – Diduga tanaman sawo berasal dari Amerika Tengah, yakni Meksiko dan Indian Barat. Tanaman sawo telah menyebar luas di daerah tropik, termasuk Indonesia. Dahulu sawo dikenal dengan nama Achras zapota L. atau Manilkara achras (Mill) Fosberg. Kini, dikenal dengan nama Manilkara zapote (L.) P. van Royen.
Buah sawo matang dimakan segar, tetapi rasa getahnya masih sering melekat pada mulut. Buah matang dapat dibuat minuman segar atau sebagai campuran es krim, tetapi belum diusahakan secara komersial. Kayunya kurang baik untuk bahan bangunan, tetapi sering dibuat ukir-ukiran, terutama kayu pohon sawo kecik yang harganya mahal. Kayu tanaman ini kurang bagus dijadikan kayu bakar. Kayu sawo baik sekali untuk pembuatan alat perkakas dapur.
Tanaman sawo mudah menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan baru, dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Namun, daerah yang disenangi adalah dataran rendah hingga ketinggian 700 m dpl. Tipe tanah yang dikehendaki adalah lempung berpasir yang mengandung banyak bahan organik dengan pH antara 5,5—7. Curah hujan yang sesuai 1.500—2.500 mm/tahun (beriklim basah).
Sumber: Buku Berkebun 26 Jenis Tanaman Buah