Pertanianku – Ayam nunukan diduga berasal dari daratan Cina. Jenis ayam ini pada mulanya dikembangkan di Pulau Nunukan dan Pulau Tarakan, Kalimantan Timur.
Ciri khas ayam ini adalah tubuh anakannya yang tidak ditumbuhi bulu (berbulu kapas) karena baru tumbuh setelah berumur 12 minggu. Jenis ini dapat dikembangkan atau dibudidayakan untuk pedaging dan petelur. Dagingnya tebal dan berat badannya rata-rata mencapai 20—30% lebih berat dari ayam kampung. Produksi telurnya mencapai 120—130 butir/tahun.
Ayam nunukan dewasa memiliki variasi warna bulu, seperti merah tua, merah muda, merah kekuningan dengan bulu hitam pada sayap, dan ekor. Bentuk jengger ada yang besar dan tebal, agak kecil dan tipis, ukuran gelambir atau pialnya juga beragam, ada yang besar dan kecil, berat badan ayam jantan dewasa 3,4—4,2 kg, dan berat badan ayam betina dewasa 1,6—1,9 kg. Bulu sayap dan ekor pada betina tumbuh sempurna, sedangkan pada ayam jantan tidak sempurna karena pendek dan tampak seperti daging.
Sumber: Buku Ayam Buras Pedaging